Erick Thohir: IFG Tumbuhkan Industri Keuangan

IFG | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2020 13:49 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik lahirnya IFG Group sebagai pilar penting dalam industri keuangan Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik lahirnya IFG Group sebagai pilar penting dalam industri keuangan Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah resmi meluncurkan holding perusahaan asuransi dan penjaminan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Indonesia Financial Group (IFG) yang sebelumnya bernama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI.

Holding asuransi tersebut diharapkan dapat berperan dalam pembangunan nasional melalui industri asuransi dan penjaminan yang kuat, serta mendirikan asuransi jiwa yang dapat memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat.

Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik lahirnya IFG Group. Sebagai holding BUMN asuransi dan penjaminan, IFG Group berperan sebagai pilar penting dalam industri keuangan Indonesia dalam menciptakan produk dan jasa layanan yang inovatif, cermat, tepat, dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu sebagai lembaga keuangan yang menaungi bidang investasi, asuransi, dan penjaminan, Indonesia Financial Group diharapkan mampu menaikkan pertumbuhan industri keuangan dan selalu mengedepankan semangat amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif atau kami sebut dengan AKHLAK," ujarnya.

Dasar hukum pembentukan holding asuransi dan penjaminan tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham BPUI. PP tersebut telah diundangkan pada 17 Maret 2020 lalu.

Sebagai induk holding, IFG Group memiliki sembilan entitas anak perusahaan yang fokus pada produk keuangan dan pasar modal, asuransi umum dan penjaminan, serta asuransi jiwa dan kesehatan.

Ini meliputi PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Sekuritas, PT Bahana Arta Ventura, PT Bahana Kapital Investa, dan PT Graha Niaga Tata Utama dari lini bisnis keuangan dan pasar modal.

Selanjutnya, anak perusahaan dari sektor asuransi umum dan penjaminan mencakup PT Jasa Raharja, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).

Total aset IFG Group secara konsolidasi, usai bergabungnya sembilan perusahaan-perusahaan tersebut sebesar Rp72,5 triliun per Maret 2020.

Dengan besaran aset tersebut, pemerintah meyakini IFG Group bisa menjadi perusahaan asuransi dan penjaminan milik negara yang kuat dan memiliki standar internasional (world class).

Di sisi lain, pemerintah telah menyetujui untuk menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp22 triliun kepada IFG Group. Suntikan modal itu akan diberikan dengan dua tahap, yakni sebesar Rp12 triliun pada 2021 dan Rp10 triliun pada tahun berikutnya.

Rencananya, IFG Life akan mendapatkan aliran modal dari IFG Group yang bersumber dari PMN tersebut. Dana tersebut akan menjadi modal dasar untuk menggerakkan bisnis IFG Life dan menampung liabilitas dari polis-polis nasabah Jiwasraya hasil direstrukturisasi.

Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga pernah menyampaikan IFG Life akan fokus pada layanan asuransi jiwa berbasis proteksi. Perusahaan juga akan menawarkan produk perencanaan masa depan dalam bentuk dana pensiun, yang berbentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

"Termasuk melakukan migrasi portofolio Jiwasraya yang telah selesai direstrukturisasi," kata Pantro belum lama ini.



[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER