BPS Umumkan Kepastian soal Resesi Ekonomi RI Hari Ini

CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2020 06:31 WIB
BPS akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 pada siang ini, Kamis (5/11). Ekonomi RI diramal masuk ke jurang resesi.
BPS akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 pada siang ini, Kamis (5/11). Ekonomi RI diramal masuk ke jurang resesi. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama Juli-September atau kuartal III 2020 pada hari ini, Kamis (5/11).

Pengumuman laju ekonomi dibarengi dengan data ketenagakerjaan nasional periode Agustus 2020.

"Angka-angka tersebut akan dirilis langsung oleh Kepala BPS Suhariyanto secara live streaming yang dapat disaksikan di Youtube BPS," ungkap undangan BPS kepada awak media, Rabu (4/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, berbagai pihak sudah meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi Tanah Air akan minus lagi pada kuartal III. Presiden Joko Widodo misalnya, memperkirakan ekonomi dalam negeri pada kuartal III tahun ini akan minus sekitar 3 persen.

Kalau proyeksi itu terjadi, artinya, Indonesia resmi masuk ke jurang resesi ekonomi untuk pertama kalinya sejak 1998.

Pasalnya, pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal secara berturut-turut. Pada kuartal II, ekonomi dalam negeri sudah minus 5,32 persen.

Perkiraan sama juga disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia meramalkan ekonomi minus 1 persen sampai minus 2,9 persen pada kuartal III.

"Kuartal III 2020 mungkin minus 3 persen lebih sedikit," kata Jokowi, awal pekan ini.

Menurut Jokowi, kontraksi ekonomi kuartal III utamanya berasal dari pertumbuhan investasi yang diramal minus 5 persen lebih. Sementara konsumsi pemerintah diproyeksi akan cukup baik, namun ia tetap meminta agar belanja negara tetap ditingkatkan.

Kendati begitu, kepala negara mengklaim kondisi ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara-negara lain. Sebab, kontraksi kebanyakan negara mencapai dua angka, sedangkan Indonesia masih satu angka.

"Ini kalau dibandingkan dengan negara lain masih jauh lebih baik," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER