Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan pembentukan holding BUMN penerbangan (aviasi) ditargetkan dapat dimulai akhir tahun ini. Pembentukan holding tersebut ditandai dengan terbitnya peraturan pemerintah (PP) tentang pembentukan holding BUMN penerbangan
"Diharapkan selesai tahun ini PP-nya, mudah-mudahan akhir tahun ini (selesai)," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, dikutip Kamis (5/11).
Namun, Irfan tidak banyak menjelaskan perkembangan pembahasan aturan tersebut. Ia hanya mengatakan pihaknya masih menunggu PP tentang holding BUMN penerbangan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya, penerbitan PP sendiri sudah molor dari target. Irfan pernah menyampaikan PP tentang pembentukan holding BUMN penerbangan itu ditargetkan terbit Oktober 2020
"(Holding BUMN penerbangan) sedang difinalisasi, tapi semua itu menunggu pp keluar. Diharapkan bulan Oktober keluar," ujar Irfan pada Juli lalu.
Ia mengatakan pembentukan holding BUMN penerbangan akan menghindarkan perusahaan pelat merah di sektor aviasi dari aksi 'saling sikut' lantaran nantinya berada dalam satu naungan. Di samping itu, pembentukan holding BUMN penerbangan ini membuat perusahaan bisa fokus mengembangkan bisnisnya.
Kementerian BUMN sendiri telah menunjuk PT Survai Udara Penas (Persero) sebagai induk holding penerbangan. Pasalnya, seluruh saham perusahaan itu masih digenggam pemerintah.
Selain Garuda Indonesia, beberapa perusahaan yang akan menjadi anggota holding penerbangan, yakni PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pelita Air (Persero), dan PT AirNav Indonesia (Persero).
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pernah menargetkan proses pembentukan holding tersebut selesai pada 2022 mendatang. Ia berharap pembentukan holding ini bisa mengintegrasikan perusahaan pelat merah di sektor penerbangan, sehingga nantinya bisa berdampak positif untuk sektor pariwisata
"Ini diharapkan setelah holding ini efektif, klasternya terjadi pada 2022," ucap pria yang akrab disapa Tiko itu.