Kantor Tindak Penipuan Tingkat Tinggi (Serious Fraud Office/SFO) Inggris tengah melakukan investigasi atas dugaan kasus suap dan korupsi yang melibatkan Bombardier Inc dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Dugaan suap dan korupsi itu terkait dengan pengadaan sejumlah armada Bombardier oleh Garuda Indonesia pada 2012 lalu. Saat itu, Garuda Indonesia dipimpin oleh Emirsyah Satar yang kini mendekam di penjara karena vonis suap dan pencucian uang terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat Airbus SAS dan Rolls Royce PLC.
Bombardier Inc sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bisnis aviasi dan transportasi yang didirikan pada 1942 oleh Joseph-Armand Bombardier. Perusahaan yang berbasis di Montreal, Kanada ini memproduksi pesawat dan kereta api yang telah dipesan oleh banyak negara di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laman resmi, bombardier.com, perusahaan memiliki pabrik produksi di lebih dari 25 negara dan mempekerjakan lebih dari 52 ribu karyawan. Saham Bombardier diperdagangkan di Bursa Efek Toronto (BBD) dengan kode saham BBD-B.
Dari sektor aviasi, Bombardier telah melayani pemesanan kurang lebih 4.900 pesawat dari seluruh negara. Bombardier juga menawarkan fasilitas layanan purna jual, suku cadang khusus pesawat, depot, hub, dan fasilitas perbaikan.
Sejumlah produk pesawat besutan Bombardier meliputi pesawat Global 7500, Global Express, Challenger 600, Challenger 300, and Learjet 70/75.
Dari sektor transportasi, Bombardier fokus pada pengembangan teknologi kereta api mulai dari trem, kereta komuter, monorel, kereta api regional dan antar kota. Terpisah dengan bisnis aviasi, kantor pusat sektor transportasi berada di Berlin, Jerman.
Melengkapi bisnis ini, perusahaan juga menyediakan perlengkapan angkutan perkotaan dan kereta api. Bombardier juga menyediakan fasilitas persinyalan dan infrastruktur kereta api.
Untuk bisnis transportasi ini, Bombardier memiliki pabrik produksi di 63 lokasi yang terbesar di 27 negara. Pada sektor transportasi, Bombardier mempekerjakan lebih dari 36 ribu orang.
Basis lokomotif buatan Bombardier telah terpasang lebih dari 100 ribu di seluruh dunia. Saat ini, Bombardier dipimpin oleh Pierre Beaudoin sebagai Chairman Bombardier Inc dan Eric Martel sebagai Direktur Utama dan CEO Bombardier Inc.
Hubungan Bombardier dengan Garuda Indonesia dimulai pada kepemimpinan Emirsyah Satar pada 2012 lalu. Menurut sumber Aerotime, kesepakatan pemesanan pesawat terjadi selama Singapore Airshow pada Februari 2012.
Garuda Indonesia memesan 6 pesawat CRJ-1000, dan opsi menerima pengiriman 12 jet tambahan. Kesepakatan itu bernilai US$1,32 miliar dengan harga jual saat itu.
Selanjutnya, Garuda Indonesia menerima pengiriman jet Bombardier pertama buatan Kanada pada Oktober 2012. Lalu, Bombardier mengirimkan CRJ1000 terakhir ke maskapai pada Desember 2015.
"Keunggulan ekonomis pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, adalah hemat bahan bakar dan nyaman untuk penumpang. Ini memenuhi persyaratan kami akan pesawat berkursi 100 untuk melayani pasar domestik dan regional dari lima hub regional," Emirsyah pada Februari 2012.
Saat ini, perusahaan pelat merah itu mengoperasikan sekitar 18 pesawat Bombardier CRJ-1000.
Emirsyah sendiri divonis penjara atas dugaan korupsi berupa suap dan pencucian uang terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat Airbus SAS dan Rolls Royce PLC ketika ia masih menjabat Direktur Utama Garuda Indonesia.
Suap diberikan kepada Emir oleh Rolls Royce dalam pengadaan 50 mesin pesawat tipe Airbus A330-300 untuk Garuda Indonesia. Emir juga tetapkan menjadi tersangka Tindakan Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Penetapan tersangka juga menjerat Beneficial Owner Connaught International Pte. Ltd Soetikno Soedarjo. Soetikno diduga memberi uang senilai Rp5,79 miliar untuk pembayaran rumah di Pondok Indah, US$680 ribu, dan 1,02 juta euro yang dikirim ke rekening perusahaan milik Emir di Singapura serta 1,2 juta dolar Singapura untuk pelunasan apartemen milik Emir di Negeri Singa.
(ulf/agt)