Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan sektor otomotif dan semen mulai tumbuh pada kuartal III 2020. Keduanya mencatatkan pertumbuhan pada periode Juli-September 2020.
Ia memaparkan produksi mobil pada kuartal III 2020 sebanyak 113.560 unit. Jumlah itu melonjak 172 persen dibandingkan kuartal II 2020.
Sementara, jumlah produksi semen pada kuartal III 2020 tercatat sebanyak 18,1 juta ton. Angka itu meningkat 42 persen dari kuartal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski naik, tapi secara tahunan (year on year) masih turun. Rinciannya, jumlah produksi mobil pada kuartal III 2020 turun 68 persen dibandingkan kuartal III 2019, sedangkan semen pada kuartal III 2020 turun 9 persen dibandingkan dengan rata-rata produksi 2019 lalu.
"Jadi secara umum tumbuh kalau dibandingkan kuartal ke kuartal. Tapi memang kalau dibandingkan dengan 2019 masih ada tekanan negatif," tutur Agus dalam diskusi virtual bertajuk Penanganan Covid-19, Pemulihan Ekonomi Nasional, dan Ketahanan Pangan, Senin (9/11).
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada tujuh sektor yang tumbuh pada kuartal III 2020 secara tahunan. Sektor itu, antara lain infokom sebesar 10,61 persen, pertanian 2,15 persen, administrasi pemerintahan 1,86 persen, jasa pendidikan 2,44 persen, real estate 1,98 persen, jasa kesehatan 15,33 persen, dan pengadaan air 6,04 persen.
Di sisi lain, 10 sektor lainnya terlihat masih negatif. Rinciannya, jasa keuangan minus 0,95 persen, transportasi dan pergudangan minus 16,7 persen, pertambangan minus 4,28 persen, konstruksi minus 4,52 persen, perdagangan minus 5,03 persen, industri minus 4,31 persen, pengadaan listrik dan gas minus 2,44 persen, jasa perusahaan minus 7,61 persen, jasa lainnya minus 5,55 persen, serta akomodasi dan makan minum minus 11,86 persen.
Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III 2020. Ini berarti Indonesia resmi masuk ke jurang resesi.
Suatu negara disebut resesi bila ekonominya minus dua kuartal berturut-turut. Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 tercatat minus hingga 5,32 persen.