Dorong UMKM Bangkit, BRI Cermat Terapkan Risk Management

BRI | CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2020 00:00 WIB
Dorong UMKM Bangkit, BRI Cermat Terapkan Risk Management
Foto: Dok. BRI
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Rakyat Indonesia terus berupaya menjaga kualitas aset perusahaan di tengah masa pemulihan ekonomi akibat pandemi. Salah satunya dengan menerapkan manajemen risiko (risk management) dan pengelolaan aset yang dilakukan BRI secara prudent.

Hasil dari manajemen risiko dan pengelolaan aset ini membuat indikator-indikator penting hingga kuartal III 2020 terjaga. Tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perusahaan yang terjaga hingga September 2020 yang ada di angka 3,12%, lebih rendah dari rasio NPL industri perbankan di Indonesia sebesar 3,15% di periode yang sama.

Direktur Manajemen Risiko BRI, Agus Sudiarto mengatakan rasio kredit bermasalah di BRI terjaga karena perusahaan memiliki cara menangani potensi-potensi masalah yang sesuai dan tepat guna di kondisi seperti ini. Di antaranya adalah mampu mengoptimalkan program pemerintah seperti subsidi bunga dan restrukturisasi kredit.

"BRI telah secara massif melakukan restrukturisasi pinjaman para debitur yang terdampak COVID-19. Hingga 30 September lalu, sudah ada Rp 193,7 triliun restrukturisasi pinjaman yang diberikan BRI kepada 2,98 juta debitur. Kami menargetkan pemberian restrukturisasi kredit bisa mencapai Rp 200 triliun hingga akhir tahun ini demi mendongkrak kemampuan dan daya tahan para debitur UMKM," ungkap Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (17/11/2020).

Rasio kredit yang telah direstrukturisasi BRI mencapai 20,7% dari total portofolio perusahaan. Sebanyak 87% lebih restrukturisasi diberikan kepada debitur segmen UMKM. Per kuartal III 2020, secara konsolidasian BRI telah menyalurkan kredit Rp 935,35 triliun atau tumbuh 4,86% secara tahunan (year on year).

Pada periode yang sama, BRI juga menyalurkan subsidi bunga kredit terhadap 6,5 juta debitur UMKM. Nilai subsidi bunga sudah disalurkan Rp 3,83 triliun per 27 Oktober 2020. Subsidi yang diberikan berkisar antara 3-6% bagi para debitur, tergantung jumlah kredit yang dimiliki masing-masing nasabah.

"Melalui restrukturisasi masif dan subsidi bunga bagi debitur UMKM, BRI bisa menjaga kualitas portofolio sehingga rasio NPL kami terjaga di bawah rata-rata industri," ungkap Agus lebih lanjut.

Ia mengatakan terjaganya kondisi perusahaan juga didukung penjaminan kredit modal kerja (KMK) UMKM yang sudah diberikan terhadap 9.483 debitur senilai Rp 5,8 triliun. Relaksasi-relaksasi tersebut diharapkan bisa memperkuat kondisi debitur sehingga penerima relaksasi dapat segera bangkit.

Upaya BRI dalam menyalurkan stimulus secara masif terhadap debitur UMKM tidak terlepas dari pentingnya peran mereka terhadap perusahaan. Hingga September 2020, komposisi kredit UMKM BRI dibanding total portofolio mencapai 80,65%.

"Kami tidak khawatir dengan penyaluran besar-besaran stimulus bagi debitur UMKM, karena bagi kami keberlangsungan usaha mereka harus dijaga demi lekas membaiknya kondisi perekonomian Indonesia. BRI yakin, UMKM dapat segera bangkit dan berkembang sejak kenormalan baru makin masif dilakukan di Indonesia," tutup Agus.

TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER