Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo bertolak ke Hawaii, Amerika Serikat (AS), untuk mengunjungi salah satu lembaga riset sebelum ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bandara Soekarno-Hatta.
Aktivitas terakhir Edhy tersebut dipublikasikan oleh KKP lewat rilis yang menyatakan lawatan itu dalam rangka mengoptimalkan budidaya udang secara berkelanjutan di Indonesia.
Edhy kala di Hawaii mengunjungi Oceanic Institute (OI). OI merupakan organisasi penelitian dan pengembangan nirlaba yang fokus pada produksi induk udang unggul, budidaya laut, bioteknologi, dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesuai jadwal, kunjungan kerja Edhy di AS berlangsung selama 7 hari, termasuk waktu perjalanan.
Turut serta dalam kunjungan ini Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, Plt. Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini Hanafi dan Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen PSDKP Pung Nugroho Saksono.
Selain mengunjungi OI, Menteri Edhy akan bertemu dengan ABK asal Indonesia yang bekerja di Honolulu.
"Selasa malam Pak Menteri bersama pendamping bertolak dan transit dulu di Korea Selatan. Alhamdulillah telah tiba di Los Angeles untuk transit menjalani tes pcr/swab sebagai syarat wajib masuk Hawaii," terang Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Agung Tri Prasetyo, dikutip Rabu (25/11).
Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar menyebut KKP memilih menjalin kerja sama dengan OI lantaran lembaga ini memiliki teknologi dan tenaga ahli yang mumpuni di sektor budidaya berkelanjutan, khususnya spesies udang.
Target dari kerja sama adalah transfer teknologi serta pendampingan teknis di bidang genetika udang dari OI.
Selain itu, dalam kunjungan kerja itu, KKP berharap mendapatkan grand parent stock (GPS) vaname yang dapat menghasilkan induk-induk unggul yang tahan salinitas rendah, toleran terhadap penyakit, dan memiliki pertumbuhan yang cepat.
"Dengan transfer teknologi dalam menghasilkan induk udang unggul, artinya kita dapat mengurangi ketergantungan dari induk udang impor," jelas Antam.
Kunjungan Edhy dan tim ke AS tercatat sebagai kunjungan kerjanya yang terakhir sebelum ditangkap KPK dalam kasus dugaan tindak korupsi penetapan izin ekspor baby lobster.
Edhy ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, tak lama setelah tiba dari kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Selain Edhy, KPK juga menangkap beberapa orang lain, termasuk istri Edhy, Iis Edhy Prabowo.
Mereka kemudian digelandang ke Kantor KPK, Kuningan, Jakarta, untuk diperiksa lebih lanjut oleh penyelidik KPK.