Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah merestui pembentukan holding BUMN aviasi (penerbangan) dan pariwisata. Pembentukan holding bertujuan memperbaiki iklim industri aviasi dan pariwisata.
"Kami sendiri melakukan pembentukan holding yang kemarin sudah dirataskan (rapat terbatas) bersama bapak presiden dan para menteri hadir. Dan alhamdulillah, sudah disetujui," ujarnya dalam Rakornas Percepatan Pengembangan 2 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Jumat (27/11).
Kementerian BUMN sendiri telah menunjuk PT Survai Udara Penas (Persero) sebagai induk holding penerbangan. Pasalnya, seluruh saham perusahaan itu masih digenggam pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, anggota holding meliputi PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, Taman Wisata Candi (TWC), PT Hotel Indonesia Natour, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Nantinya, sejumlah BUMN akan fokus mengembangkan sektor penerbangan dan lainnya pada lini pariwisata.
"AP I dan AP II, industri pesawat terbang Garuda dan turunannya, ITDC fokus destinasi manajemen, pengembangan destinasi wisata, seperti Mandalika, Labuan Bajo, dan lain-lain termasuk konten kreator. Kami harap ITDC jadi event bersama dengan pemerintah daerah supaya ada event berkelanjutan," paparnya.
Lihat juga:KAI dan BSD Bangun Stasiun Baru di Tangerang |
Khusus dari sektor penerbangan, ia berharap Indonesia bisa menjadi hub penerbangan internasional. Sebab, selama ini Indonesia baru menjadi tujuan akhir penerbangan (end destination). Dengan menjadi hub penerbangan internasional, maka semakin banyak potensi ekonomi yang bisa didapatkan Indonesia.
"Lalu lintas domestik memang suka tidak suka, hari ini belum merata dan yang kedua sendiri internasional hub kita sendiri masih end destination. Nah, kami harapkan tidak hanya menjadi end destination tapi juga jadi hub," ucapnya.