PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), perusahaan asal China yang bergerak di bidang pengolahan aluminium dan smelter, akan beroperasi pada awal 2021 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
Direktur Utama PT BAI Santoni mengatakan saat ini pihaknya merupakan perusahaan tunggal yang mengolah bauksit di Kepri.
Menurut dia, pengerjaan proyek fasilitas pengolahan hasil tambang guna meningkatkan kandungan logam (smelter) sudah hampir selesai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga diperkirakan pada Januari atau Februari 2021 dapat beroperasi." ujarnya, dikutip dari Antara, Jumat (27/11).
Bahan baku bauksit yang diolah PT BAI tidak hanya dari Pulau Bintan, melainkan juga dari sejumlah daerah di Kalimantan.
"Kalau untuk pasokan listrik sudah hampir siap. Kami perkirakan PLTU di lokasi operasional beroperasi mulai Desember 2020," kata Santoni.
Ia membeberkan pembangunan smelter PT BAI sudah dimulai sekitar tiga tahun lalu. Nilai investasi yang ditanam untuk pembangunan PLTU dan smelter mencapai Rp30 triliun. Sedangkan, lahan yang digunakan di KEK Galang Batang itu sekitar 2.300 hektare.
"Ada kendala sedikit terkait klaim lahan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai penggarap lahan. Kami serahkan persoalan ini kepada pihak yang berwajib," ujarnya.
Santoni mengatakan investasi di Galang Batang ini tidak hanya menambah pendapatan daerah dan negara tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kami utamakan warga lokal bekerja di PT BAI. Bahkan, kami memberi pelatihan khusus kepada mereka di China," tutupnya.