Lonjakan dramatis yang dialami Bitcoin ternyata belum ada apa-apanya dibandingkan kenaikan beberapa cryptocurrency atau mata uang kripto lainnya.
Seperti diketahui Bitcoin telah melonjak 15 persen dalam sepekan terakhir dan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Meski masih berada di bawah US$20 ribu per koin.
Namun, Ethereum yang merupakan mata uang kripto terbesar kedua setelah Bitcoin naik lebih dari 20 persen dalam kurun waktu yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara XRP, cryptocurrency terbesar ketiga, telah melonjak hampir 25 persen. Litecoin, Polkadot, Cardano, dan Stellar, berbagai cryptocurrency terbesar juga menikmati keuntungan yang lebih besar daripada bitcoin.
Menurut CEO Osprey Funds Greg King, sebuah perusahaan yang berinvestasi dalam mata uang digital, kenaikan tersebut merupakan hal yang wajar dan dapat dijelaskan dengan matematika sederhana.
"Koin yang lebih kecil dapat memiliki [persentase] pergerakan yang lebih besar dan ada banyak koin lain yang dapat diinvestasikan orang," ujarnya dikutip dari CNN Business, Jumat (4/12).
Sehingga, Bitcoin secara signifikan lebih besar daripada cryptocurrency lainnya, yang sering disebut sebagai Altcoin. Nilai dari semua Bitcoin yang beredar sendiri sekitar US$360 miliar.
Sementara nilai Ethereum baru di atas US$70 miliar dan XRP sekitar US$30 miliar. Kemudian Litecoin, terbesar kelima, memiliki nilai di bawah US$6 miliar.
"Masuk akal bagi investor untuk memiliki portofolio dengan Bitcoin dan Ethereum untuk jangka panjang dan memiliki sekeranjang dari yang lain untuk diperdagangkan," kata King.
Namun, perlu dicatat bahwa ketertarikan terhadap koin-koin yang lebih kecil ini sampai batas tertentu telah mengangkat bitcoin ke rekor baru.
Bitcoin juga mendapat keuntungan dari dolar yang lebih lemah dan ekspektasi bahwa periode suku bunga super rendah yang berkepanjangan pada akhirnya akan menciptakan inflasi. Seperti halnya sentimen positif ke aset-aset berisiko, pelemahan dolar juga meningkatkan daya tarik bagi mata uang digital.
"Ledakan cryptocurrency adalah konsekuensi dari lingkungan ekonomi," kata Michael Shaulov, CEO Fireblocks, sebuah perusahaan keamanan aset digital.
Shaulov menambahkan bahwa ada pula keinginan yang menggebu untuk stablecoin seperti Tether dan Paxos, mata uang kripto yang didukung oleh dolar, euro, dan mata uang pemerintah lainnya.
Peluncuran stablecoin Libra yang didukung Facebook (FB), dan kini sedang dalam proses berganti nama menjadi Diem, juga dapat menyebabkan lebih banyak konsumen rata-rata menggunakan cryptocurrency.
Di sisi lain, investor mungkin juga tertarik pada cryptocurrency lain karena mereka takut Bitcoin menjadi terlalu banyak perdagangan momentum yang populer.
Lantaran itu lah Brad Garlinghouse, CEO Ripple, perusahaan yang membantu meluncurkan XRP, mengatakan diversifikasi investasi penting dalam hal ini.
"Satu hal yang menurut saya akan semakin Anda lihat adalah orang-orang memahami bahwa ketika Anda hanya berinvestasi dalam satu aset, Anda memiliki risiko konsentrasi," ucapnya dalam sebuah wawancara dengan Julia Chatterley dari CNN.