Mining Industry Indonesia (MIND ID), holding BUMN pertambangan akan membentuk sub holding industri baterai di bawah Indonesia Battery Holding (IBH). Rencananya, sub holding akan berisi kerja sama antar perusahaan pelat merah yang ada di dalam holding dengan investor dari China dan Korea Selatan.
Direktur Utama MIND ID sekaligus PT Indonesia Asahan Aluminium alias Inalum Orias Petrus Moedak menjelaskan holding akan berisi empat anggota MIND ID, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam, PT PLN (Persero), dan PT Pertamina (Persero). Setelah itu akan ada sub holding yang berisi kerja sama antara Antam dan Pertamina dengan masing-masing rekan investor mereka.
"Di hulu, Antam sudah masuk tanda tangan MoU dengan China, CGL akan koordinasi dengan Antam. Korea Selatan akan kerja sama dengan Pertamina. Ini pembagian tugasnya dari Pak Erick (Menteri BUMN) supaya bisa cepat prosesnya," jelas Orias saat rapat bersama Komisi VII DPR, Senin (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, Antam akan bekerja sama dengan perusahaan China untuk industri hulu baterai. Sementara Pertamina dengan perusahaan Korea Selatan, yaitu LG untuk hilirisasi.
Orias menargetkan sub holding dari hasil kerja sama dengan para investor ini diharapkan bisa rampung pada tahun depan. Setelah itu masuk ke proses selanjutnya seperti produksi dan lainnya.
"Awal tahun depan semoga ada kesepakatan dari tambang sampai pabrikan, lalu bisa sampai kepada daur ulang juga kita sepakati. Ini kita persiapkan sehingga bisa jalan terus," jelasnya.
Di sisi lain, MIND ID juga membuka peluang kerja sama dengan perusahaan dalam negeri. Skemanya melalui joint venture (JV) yang bisa diajukan secara langsung oleh BUMN atau anak usaha.
"Kami juga terbuka untuk mitra domestik maupun asing masuk ke dalam JV dan JV tersebut dapat dibentuk pada mitra dengan tiap nilai rantai atau value chain dari industri baterai yang terintegrasi sejak tambang sampai baterai," jelasnya.
Sebelumnya, rencana pembentukan holding industri baterai ini digadang-gadang sudah mendapat pernyataan minat dari China dan Korea Selatan. Total potensi nilai investasi mencapai US$12 miliar atau setara Rp176,4 triliun (kurs Rp14.700 per dolar AS).
Selain China dan Korea Selatan, MIND ID juga berkomunikasi dengan Jepang agar mau masuk ke proyek ini. Orias bilang keinginan mengajak Jepang muncul karena Menteri BUMN Erick Thohir ingin potensi investasi pabrik baterai listrik di dalam negeri mencapai US$20 miliar atau sekitar Rp294 triliun.
"Ada yang approach tapi masih belum sejauh dengan Korea dan China, ada dari luar juga. Kita juga melihat potensi dengan Jepang, tetapi untuk sementara masih Korea dan China," kata Orias.