PT Bio Farma (Persero) mengklarifikasi hasil uji klinis efikasi vaksin jadi untuk covid-19 dari perusahaan bioteknologi Sinovac, China.
Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto membantah bahwa telah keluar hasil uji efikasi sebesar 97 persen seperti diberitakan sejumlah media.
Pasalnya, vaksin tersebut baru mendarat di Indonesia pada Minggu, (6/12) dan kini tengah dilakukan uji klinis oleh tim uji klinis Bio Farma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini belum ada rilis terkait dengan efikasi atau hasil uji klinis. Mau efikasi atau inhomogeneity, jadi efektivitas itu belum ada yang disampaikan tim klinis karena nanti hasil uji klinis ini akan dilaporkan oleh tim uji klinis vaksin covid-19 kepada BPOM," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/12).
Dia bilang dijadwalkan data interim akan disampaikan kepada BPOM pada Januari mendatang untuk mendapatkan skema penggunaan vaksin dalam keadaan darurat (emergency authorisation use).
Dalam keadaan normal, izin baru bisa diberikan dalam tahap akhir uji klinis yang biasanya memakan waktu hingga 6 bulan. Namun, mengikuti aturan WHO, BPOM diperbolehkan memberi izin pemakaian dalam uji klinis 'kilat'.
"Interim report ini kalau uji klinis complete report-nya itu sekitar Juni. Tapi karena keadaan darurat skema ini ada di WHO yang namanya emergency use authorisation jadi uji klinis baru mencapai setengahnya bisa menyampaikan interim report ke regulator," jelasnya.
Sebagai informasi pemerintah pada pekan ini menerima 1,2 juta dosis vaksin corona dari China. Rencananya, mereka akan kembali menerima 1,8 juta dosis lagi pada bulan ini.
Dengan total 3 juta dosis vaksin ini, setelah mendapat izin penggunaan dari BPOM, vaksin akan diperuntukkan kepada tenaga medis.
Skema distribusi akan diserahkan kepada Kementerian Kesehatan lewat Vaksin Program.
"Vaksinasinya skema dilakukan Kemenkes, ke siapa sasarannya? Yang pertama mungkin akan diberikan ke tenaga kesehatan karena ini kan keadaan darurat. Tapi tetap yang 3 juta ini menunggu hasil uji klinis dl di Januari kalau sudah keluar izin dari BPOM," tutup dia.
(wel/agt)