Ramalan Ekonomi Kuartal IV Minus Tekan Rupiah ke Rp14.120

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.120 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (15/12) sore. Posisi tersebut melemah 0,18 persen dibandingkan perdagangan Senin (14/12) sore di level Rp14.095 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.171 per dolar AS, atau melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.158 per dolar AS.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,05 persen, dolar Taiwan melemah 0,13 persen, won Korea Selatan melemah 0,13 persen, peso Filipina melemah 0,04 persen, dan rupee India melemah 0,12 persen.

Sebaliknya yuan China menguat 0,05 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen dan baht Thailand terpantau menguat 0,10 persen.

Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,15 persen, dolar Kanada menguat 0,08 persen, dolar Australia menguat 0,17 persen, dan franc Swiss menguat 0,01 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah dan mata uang negara kawasan Asia disebabkan melonjaknya jumlah kasus covid-19 secara global.

Walikota New York Amerika Serikat bersiap untuk melakukan lockdown kedua. Sementara beberapa negara bagian lain di negeri tersebut diprediksi bakal memperketat wilayah.

Pemerintah Eropa juga memperketat langkah-langkah serupa. London diprediksi bakal menerapkan pembatasan paling ketat di Inggris menyusul ditemukannya varian baru virus covid-19 di kota tersebut.

Sementara itu, dari dalam negeri pelemahan rupiah masih tertahan oleh rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat nilai perdagangan Indonesia mengalami surplus US$12,66 miliar dengan total nilai ekspor US$15,28 miliar dan nilai impor sebesar US$12,66 miliar.

Meski demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2020 masih akan terkontraksi dan berada di level minus 1-2 persen.

Penyebab dari pertumbuhan ekonomi yang masih lesu disebabkan angka kasus baru covid-19 yang terus menunjukkan peningkatan bahkan sudah menembus lebih dari kasus pada 3 Desember 2020

"Walaupun perdagangan Indonesia mengalami surplus namun informasi tentang proyeksi pertumbuhan pada kuartal IV yang kemungkinan minus dan pengetatan PSBB membuat pasar kembali kecewa dan aliran modal asing kembali ke luar pasar finansial dalam negeri, sehingga wajar kalau mata uang garuda ikut terkoreksi," tutur Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.

Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok pagi, mata uang rupiah kemungkinan dibuka melemah sebesar antara 10-40 poin di kisaran Rp14.110-Rp14.180 per dolar AS. 

[Gambas:Video CNN]