Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk-produk China membanjiri realisasi impor Indonesia pada November 2020. Nilai impor dari negeri tirai bambu mencapai US$3,89 miliar bulan lalu, salah satunya berupa impor bawang putih.
"Impor dari China mengalami peningkatan sebesar US$1,09 miliar," ujar Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers rilis neraca perdagangan periode November 2020, Selasa (15/12).
Tercatat, impor produk China ke Indonesia naik 39,06 persen secara bulanan dari sebelumnya US$2,79 miliar. Sementara, secara kumulatif, produk China sudah membanjiri pasar Tanah Air dengan nilai mencapai US$34,91 miliar pada Januari-November 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPS turut mencatat sumbangan impor dari China berkontribusi sekitar 30,53 persen dari total impor Indonesia yang datang dari berbagai negara mencapai US$114,35 miliar. Suhariyanto memaparkan impor China ke Indonesia tinggi dalam berbagai jenis, mulai dari barang konsumsi, bahan baku/penolong, hingga barang modal.
Khusus untuk impor barang konsumsi dari China, realisasinya tinggi dari komoditas bawang putih yang meningkat 1.800 ton dari bulan sebelumnya. Sementara secara nilai, impor bawang putih naik US$27,7 juta.
"Ada garlic dari China dan apel segar," imbuhnya.
Sedangkan impor bahan baku/penolong dari China berupa suku cadang. Lalu, dalam bentuk barang modal berupa mesin-mesin dan perlengkapan elektrik.
"Secara total, pangsa impor utama kita tidak berubah, yaitu dari China mencapai US$3,89 miliar dengan pangsa 33,61 persen," katanya.
Selain dari China, kenaikan impor juga berasal dari beberapa negara lain, yaitu Jepang US$226 juta, Hong Kong US$124,6 juta, Kanada US$92,7 juta, dan Taiwan US$84,9 juta. Sebaliknya, penurunan impor berasal dari Ukraina sebesar US$76,9 juta, Singapura US$65,7 juta, Malaysia US$49,4 juta, Hungaria US$49 juta, dan Uni Emirat Arab US$27,4 juta
Secara total, impor Indonesia mencapai US$12,66 miliar atau meningkat 17,4 persen dari US$10,79 miliar pada bulan sebelumnya. Secara kumulatif, impor Januari-November 2020 sebesar US$127,13 miliar atau terkoreksi 18,91 persen dari US$156,77 miliar pada Januari-November 2019.