Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merangkap Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunadi Sadikin memaparkan realisasi penyerapan dana penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp481,61 triliun. Dana itu berdasarkan hitungan per 14 Desember 2020.
"Perlu saya sampaikan realisasi program PEN sampai 14 Desember 2020 Rp481,61 triliun, artinya sudah 69,3 persen," ucap Budi dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (16/12).
Ia bilang penyerapan dana penanganan pandemi covid-19 dan PEN terus naik. Berdasarkan catatannya, pada akhir Oktober 2020 realisasinya baru sebesar Rp363,66 triliun dan November 2020 sebesar Rp436,33 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menyatakan dana penanganan pandemi covid-19 dan PEN disalurkan lewat beberapa klaster. Ia mencontohkan untuk realisasi klaster perlindungan sosial sebesar Rp128,78 triliun, UMKM Rp73,77 triliun, sektoral kementerian/lembaga dan pemda Rp59,18 triliun, dan pembiayaan.
"Salah satu sumber terbesar dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang sudah menyalurkan untuk 7,9 juta keluarga," kata Budi.
Ia memproyeksi penyerapan dana penanganan pandemi covid-19 dan PEN 2020 tak akan tercapai 100 persen. Nantinya, sisa dana tersebut bisa dialihkan untuk kebutuhan penanganan pandemi tahun depan.
"Sebagian dana sisa akan kami gunakan karena tahun depan ada vaksinasi nasional dan butuh dana besar," terang Budi.
Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan dana untuk penanganan pandemi covid-19 dan PEN 2020 sebesar Rp695,2 triliun. Dana itu dikucurkan lewat berbagai klaster.
Rinciannya, dana untuk klaster kesehatan disiapkan sebesar Rp97,9 triliun, perlindungan sosial Rp233,69 triliun, sektoral k/l dan pemda Rp65,97 triliun, dukungan UMKM Rp115,82 triliun, insentif usaha Rp120,6 triliun, dan pembiayaan korporasi Rp61,2 triliun.