Tiga Kunci Pemulihan Ekonomi RI Versi Bank Dunia

CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2020 15:17 WIB
Bank Dunia menilai pemulihan ekonomi Indonesia terbuka lebar pada 2021, setelah terjatuh dalam lubang resesi pada tahun ini.
Bank Dunia menilai pemulihan ekonomi Indonesia terbuka lebar pada 2021, setelah terjatuh dalam lubang resesi pada tahun ini. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menyebut meski Indonesia terjerat resesi ekonomi pada 2020 akibat pandemi, bukan berarti harapan menuju pemulihan ekonomi akan tertutup.

Walaupun akan berlangsung panjang dan berat, menurut Kahkonen, peluang pemulihan ekonomi terbuka lebar pada tahun depan.

Setidaknya, ada tiga kunci atau hal yang perlu diperhatikan pemerintah jika ingin pemulihan berjalan sesuai harapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, pemerintah harus mengutamakan kesehatan publik. Karena, untuk dapat membuka perekonomian yang aman dan cepat, kesehatan masyarakat harus menjadi perhatian utama pemerintah.

"Kemampuan melakukan tes dan pelacakan kontak (contact tracing) sangat penting di tengah pandemi covid-19, serta menggiring agar orang-orang mau melakukan vaksin," jelasnya pada Press Conference daring, Kamis (17/12).

Kedua, pemerintah harus memastikan bantuan kepada rumah tangga dan masyarakat rentan tetap dilanjutkan.

Di tengah masih terkontraksinya beberapa sektor akibat pandemi, Kahkonen menyebut tak heran angka pengangguran dan setengah menganggur masih menjulang.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2020 mencapai 9,77 juta orang. Angka ini naik 2,67 juta dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sementara, untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2020 naik menjadi sebesar 7,07 persen Realisasi naik dari posisi Agustus 2019, yakni sebesar 5,23 persen.

Karenanya, bantuan harus diberikan kepada mereka demi memastikan kelompok rentan digandeng jalan beriringan memasuki masa transisi menuju pemulihan.

"Ada banyak perusahaan kecil dan menengah yang menghadapi ketidakpastian mengenai masa depannya. Untuk dapat memulihkan kondisi ini, baik di tingkat rumah tangga maupun skala kecil, perlu dilakukan upaya terukur yang baik," imbuhnya.

Ketiga, menyiapkan strategi mumpuni untuk bisa memenuhi kebutuhan fiskal. Ia bilang ke depannya tantangan yang dihadapi adalah menyusun exit strategy dari dukungan kebijakan skala besar demi mendukung pemulihan.

Menurut Kahkonen, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepanjang pandemi corona telah mengeluarkan kebijakan makro yang tanggap. Ini perlu diteruskan di 2021.

Dia mengusulkan untuk memberi prioritas pada reformasi sistem perpajakan sebagai cara untuk meringankan tekanan fiskal.

Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan pajak penghasilan bagi mereka yang memiliki pendapatan terbesar dan menaikkan cukai untuk produk-produk yang mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan maupun lingkungan. Contohnya, bahan bakar fosil, tembakau, minuman berpemanis gula dan kantong plastik.

[Gambas:Video CNN]



(wel/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER