Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam 2,31 persen pada perdagangan sesi II, Selasa (22/12). Pada pukul 15:50 WIB, terpantau indeks saham melemah ke posisi 6.023 dari level pembukaan di 6.146.
Mengutip RTI Infokom, sebanyak 397 saham terkoreksi, 123 saham menguat, dan 111 lainnya tak berubah. Sedangkan, dana asing yang keluar (net sell) tercatat sebesar Rp338,09 miliar.
Pelemahan ini kontras dengan indeks yang beberapa pekan terakhir reli kencang mengejar ketertinggalannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Indosat dan Tri Dikabarkan Bakal Merger |
Menurut Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee pelemahan disebabkan oleh kasus mutasi virus corona jenis baru yang ditemukan di Inggris.
Ia menilai pelaku pasar khawatir akan terjadi penyebaran virus mutasi ini dengan cepat ke negara lainnya. Kekhawatiran ini memunculkan pertanyaan jika vaksinasi yang telah disuntikkan akan ampuh menangani virus covid-19 baru tersebut.
"Yang jadi pertanyaan besar adalah apakah varian baru ini efektif dilawan dengan vaksin covid-19 ini karena ada perubahan struktur protein inspeknya jadi ini sesuatu yang mengkhawatirkan pelaku pasar," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/12).
Jika vaksin untuk mutasi virus baru akan berbeda dengan yang telah ditemukan oleh beberapa perusahaan farmasi dunia, tentu akan butuh waktu untuk pemulihan ekonomi.
Lihat juga:Aksi 'Dandan' Pialang Diramal Angkat IHSG |
Kalau demikian, pemulihan ekonomi yang ekspektasinya terjadi pada tahun depan berpotensi melambat.
Meski begitu, ia menyarankan pelaku pasar untuk tidak panik dan melakukan penjualan karena fundamental pasar modal dalam negeri dinilai masih cukup kuat.
Adapun saham-saham yang mengalami penurunan terbesar, yaitu WIKA sebesar 6,97 persen, ASRI sebesar 6,94 persen, diikuti PPRO sebesar 6,9 persen, dan PSAB sebesar 6,85 persen.