Varian Baru Corona Inggris Makin Jungkalkan Harga Minyak

CNN Indonesia
Rabu, 23 Des 2020 08:31 WIB
Harga minyak dunia melemah hampir 2 persen pada perdagangan Rabu (23/12) WIB akibat kekhawatiran pasar atas penyebaran varian baru virus corona asal Inggris.
Penyebaran varian baru virus corona di Inggris makin tekan harga minyak dunia. Ilustrasi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak kembali jatuh pada akhir perdagangan Rabu (23/12) di tengah khawatiran pasar atas penyebaran varian baru covid-19 di Inggris

Mengutip Antara, Rabu (23/12), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 83 sen atau 1,6 persen ke posisi US$50,08 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 95 sen atau 2 persen dan menetap di posisi US$47,02 per barel.

Sejak Senin (21/12) lalu, kedua kontrak acuan tersebut sudah jatuh hampir 3 persen dan menghapus keuntungan yang baru saja didapatkan dari sentimen positif atas peluncuran vaksin covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, varian baru virus corona yang terdeteksi di Inggris mendorong beberapa negara menutup akses keluar dan masuk dari negara tersebut.

Hal tersebut telah menyebabkan minyak mentah Brent yang sempat memuncak ke level US$52,48 per barel atau posisi tertingginya sejak Maret 2020 pada Jumat pekan lalu harus terhempas. Beberapa analis bahkan melihat potensi harga acuan minyak tersebut turun lebih jauh.

"Kelesuan telah terjadi pada minyak. Sekarang kami telah menyelesaikan stimulus, dan kami masih memiliki kekhawatiran tentang jenis baru virus," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Meski demikian, harga minyak mendapat dukungan dari persetujuan Kongres AS atas paket bantuan virus corona senilai US$892 miliar setelah beberapa bulan tidak bertindak.

[Gambas:Video CNN]

Sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan meningkatkan produksi sebesar 500 ribu barel per hari pada Januari 2021. Belum ada tanda-tanda keraguan yang disebabkan oleh penurunan harga tersebut.

Terkait hal tersebut, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak berharap kenaikan produksi yang diputuskan OPEC+ tidak mengakibatkan over supply.

(hrf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER