Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.147 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (29/12) pagi. Posisi tersebut menguat 7 poin atau 0,05 persen dari Rp14.155 per dolar AS pada Senin (28/12).
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Hanya ringgit Malaysia yang melemah 0,11 persen dari dolar AS.
Baht Thailand menguat 0,25 persen, won Korea Selatan 0,21 persen, yen Jepang 0,08 persen, peso Filipina 0,06 persen, dolar Singapura 0,04 persen, dolar Hong Kong 0,03 persen, dan yuan China 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, mayoritas berada di zona hijau. Hanya rubel Rusia yang melemah 0,13 persen.
Poundsterling Inggris menguat 0,17 persen, dolar Kanada 0,15 persen, euro Eropa 0,11 persen, franc Swiss 0,11 persen, dan dolar Australia 0,11 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra melihat rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.100 sampai Rp14.200 per dolar AS pada hari ini. Penguatan didorong oleh sentimen positif dari pemberian stimulus fiskal baru dari Presiden AS Donald Trump.
Lihat juga:Harga Minyak Dunia Lesu Jelang Tutup Tahun |
Bahkan, pemberian stimulus meningkat dari US$600 menjadi US$2.000 untuk bantuan langsung tunai. Hal ini membuat indeks dolar AS langsung tertekan.
"Tapi di sisi lain, dunia dibayangi kekhawatiran varian baru virus covid-19 dan kenaikan kasus positif pasca liburan Nataru, termasuk di Indonesia. Kekhawatiran ini bisa menekan nilai tukar rupiah," ujar Ariston ke CNNIndonesia.com.