Menhub Buka Sebab Puncak Jadi Destinasi Primadona Meski Macet

CNN Indonesia
Selasa, 29 Des 2020 16:35 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kawasan rekreasi Puncak, Bogor tetap diminati masyarakat meski permasalahan macet panjang masih menghantui.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kawasan rekreasi Puncak, Bogor tetap diminati masyarakat meski permasalahan macet panjang masih menghantui. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kawasan rekreasi Puncak, Bogor tetap diminati masyarakat meski permasalahan macet panjang masih menghantui.

Sejak 1970-an pun, Budi menyebut Puncak sudah menjadi primadona, alasannya karena kawasan Puncak memiliki fasilitas penunjang yang memadai seperti hotel dan restoran.

Selain itu, udaranya yang bersih dan sejuk turut menjadi daya pikat tersendiri untuk masyarakat perkotaan. Lokasinya yang tak terlalu jauh dari Jakarta pun menjadikannya tempat yang cocok didatangi pada libur pendek di akhir pekan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga kawasan puncak makin digemari dan banyak sekali yang berlibur apabila di waktu weekend dan sebagainya," tutur Budi pada Webinar Kementerian Perhubungan, Selasa (29/12).

Lebih lanjut, ia menyebut kemacetan harus segera dibenahi. Momentum covid-19 diharapkan dapat menjadi momentum pembenahan sektor transportasi, khususnya di area Jabodetabek.

Dia menilai diperlukan bauran kebijakan yang mampu mengatasi masalah kemacetan dan tidak terbatas pada sektor transportasi saja. Pasalnya, transportasi hanya satu dari banyak persoalan kemacetan.

"Puncak itu ibarat gunung es, persoalan transportasi hanyalah puncak gunung es dari masalah yang terlihat selama ini. Jadi banyak sekali permasalahan-permasalahan yang harus kita tuntaskan," jelas dia.

Selama ini, lanjut Budi, upaya yang dilakukan hanya bersifat jangka pendek seperti memberlakukan rekayasa lalu lintas, menutup satu arah jalan, atau uji coba 2-1.

Oleh karena itu, ia meminta pemangku kepentingan harus memformulasikan solusi jangka panjang seperti menyediakan layanan bus bersubsidi hingga Otonomus Rapid Transit (ORT).

"Bahkan kami sarankan hotel-hotel itu juga memiliki bus agar pengunjung tidak gunakan mobil. Bahkan kita berpikir bahwa bila mungkin kita ORT, Otonomus Rapid Transit, satu kereta dengan menggunakan ban, bukan metal, sehingga kapasitasnya besar," tutupnya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER