JKN-KIS Bebaskan Maria dari Biaya Cuci Darah

Melalui program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan menjamin penuh tindakan hemodialisa bagi peserta. Maria de Clara Pama menerima manfaat tersebut untuk anaknya yang memiliki masalah ginjal.

Maria mengatakan, memerlukan biaya tak sedikit setiap kali melakukan tindakan cuci darah. Biaya itu belum termasuk perawatan atau obat-obatan tambahan jika diperlukan.

"Anak saya rutin menjalani cuci darah dua kali dalam seminggu. Untuk biayanya, satu kali melakukan cuci darah pasti bisa sampai jutaan," kata Maria.

Hemodialisa merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumnya diberikan bila ginjal sudah tak dapat bekerja optimal. Dengan kata lain, sakit yang diderita terhitung parah.

Awalnya Maria pun khawatir akan biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan anaknya. Namun kekhawatiran itu sirna perlahan, karena dirinya dan keluarga telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

"Kalau tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan, mungkin sudah lama anak saya tidak berobat karena tidak memiliki cukup biaya. Beruntung ada program JKN-KIS. Selama menjalani cuci darah menggunakan KIS, kami tidak pernah sekalipun membayar, semuanya gratis," ungkapnya.

Maria mengaku amat bersyukur, ia tak perlu lagi memikirkan biaya pelayanan kesehatan. Terlebih, ia harus berperan sebagai kepala keluarga karena sang suami telah tiada.

Besar manfaat yang diperoleh Maria membuatnya tak keberatan membayar iuran bulanan BPJS Kesehatan, sekalipun untuk anggota keluarga yang belum pernah memakai kartu JKN-KIS.

"Jika saya hitung-hitung, mungkin sudah puluhan juta rupiah biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk pengobatan anak saya," ujar Maria.

Ia menambahkan, dengan rutin membayar iuran sekalipun kartu JKN-KIS tidak dibutuhkan, dirinya sudah ikut menerapkan prinsip gotong royong yang digunakan BPJS Kesehatan untuk mengelola program JKN-KIS.

"Di sini lah bentuk gotong royong dari Program JKN-KIS, iuran peserta yang sehat membantu pengobatan peserta yang sakit," kata Maria.