Realisasi Wajib Batu Bara untuk Kebutuhan RI di Bawah Target

CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2021 07:25 WIB
Kementerian ESDM menyatakan realisasi penggunaan batu bara untuk kebutuhan domestik pada 2020 ini hanya mencapai 132 juta ton atau di bawah target 155 juta ton.
Realisasi wajib batu bara untuk kebutuhan domestik pada 2020 ini hanya mencapai 132 juta ton atau di bawah target pemerintah. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan realisasi pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) baru  mencapai 132 juta ton. Jumlah tersebut di bawah target yang mencapai 155 juta ton.

"Kalau dilihat dari proporsinya, DMO masih lebih kecil dari target," ucap Arifin dalam konferensi pers, Kamis (7/1).

Jumlah DMO batu bara pada 2020 juga lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tercatat, realisasi DMO pada 2019 mencapai 138 juta ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinciannya, realisasi DMO batu bara pada 2014 sebesar 76 juta ton, 2015 sebesar 86 juta ton, 2016 sebesar 91 juta ton, 2017 sebesar 97 juta ton, 2018 sebesar 115 juta ton, dan 2019 sebesar 138 juta ton. Sementara, Arifin menargetkan DMO batu bara pada tahun ini mencapai 137,5 juta ton.

Dari sisi jumlah produksi batu bara pada, Arifin mengatakan pada 2020 mencapai 558 juta ton. Angka itu melebihi target yang sebanyak 550 juta ton.

Meski begitu, jumlah produksi batu bara 2020 lebih rendah dari 2019 yang sebanyak 616 juta ton. Berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah produksi batu bara terbanyak terjadi pada 2019 lalu.

[Gambas:Video CNN]

Rinciannya, jumlah produksi batu bara pada 2014 sebanyak 458 juta ton, 2015 sebanyak 462 juta ton, 2016 sebanyak 456 juta ton, 2017 sebanyak 461 juta ton, dan 2018 sebanyak 558 juta ton. Untuk tahun ini, Kementerian ESDM menargetkan jumlah produksi batu bara sebanyak 550 juta ton, sama seperti target 2019 lalu.

Arifin menambahkan pihaknya akan memprioritaskan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri. Jika sudah terpenuhi, sisanya bisa untuk diekspor.

"Kami prioritaskan kebutuhan (batu bara) dalam negeri harus dipenuhi dulu," pungkas Arifin.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER