Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam 11 bulan terakhir pada perdagangan Jumat (8/1) pagi.
Mengutip Antara, Jumat (8/1), harga minyak mentah berjangka Brent naik 8 sen menjadi US$54,38 per barel. Ini menjadi harga tertinggi Brent sejak terjadi penguncian wilayah akibat covid-19 di negara-negara barat.
Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup menguat 20 sen menjadi US$50,83 per barel. Di posisi puncaknya, WTI sempat menyentuh level US$51,28 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan dipicu kebijakan pemangkasan produksi secara sukarela oleh Arab Saudi. Padahal di saat sama Amerika Serikat (AS) sedang menghadapi gejolak politik.
Diketahui, pada Rabu (6/1), harga minyak mentah berjangka sempat melemah ketika pendukung Presiden Donald Trump menguasai Capitol AS. Mereka mendesak Kongres membatalkan pengesahan kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS.
Namun, harga minyak kembali terbang setelah Arab Saudi sebagai salah satu negara pengekspor terbesar dunia memangkas pasokan minyak.
"Pada bulan depan, pasar bullish ini dapat kembali ke level yang tinggi terutama dengan akibat pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta bph oleh Arab Saudi," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.
Arab Saudi berjanji akan memangkas sebanyak 1 juta bare per hari (bph) pada Februari dan Maret mendatang.