Kementerian PUPR mengebut pembangunan terowongan (underpass) Bulak Kapal. Upaya ini dilakukan dalam rangka mengurangi kemacetan di Kota Bekasi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Sehingga, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan membantu proses percepatan pembangunan wilayah tersebut.
"Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover, dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran terowongan Bulak Kapal, menurut Basuki, sangat dinanti-nanti warga karena akan mengurai kemacetan dari empat arah, yakni dari dan menuju Jalan Ir Juanda, Jalan Joyo Martono, Jalan Pahlawan, dan Jalan Diponegoro arah Tambun, Kabupaten Bekasi.
Sekaligus juga akan memperlancar arus lalu lintas di perlintasan sebidang rel kereta api yang berada di sekitar simpang Bulak Kapal.
Simpang Bulak Kapal menjadi simpul kepadatan lalu lintas di Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, karena merupakan titik temu arus kendaraan dari Kabupaten Bekasi-Kota Bekasi, pintu masuk tol Bekasi Timur, Perumnas 3, dan Tambun atau Jalur Pantura.
Menurut Basuki, pembangunan terowongan Bulak Kapal akan menambah kapasitas jalan existing simpang itu dari semula 4 lajur menjadi 6 lajur, serta menghilangkan persimpangan sebidang Bulak Kapal antara Jalan Ir Juanda dengan Jalan Joyo Martono-Jalan Pahlawan.
Lihat juga:Tarif Tol Jakarta-Cikampek Naik Bulan Ini |
Terowongan Bulak Kapal mulai dibangun sejak kontrak 24 September 2020 dengan masa pelaksanaan 540 hari kalendar atau hingga 17 Maret 2022. Saat ini, progres konstruksinya mencapai 14,6 persen atau lebih cepat dari rencana 10,8 persen.
Biaya pembangunan terowongan ini bersumber dari APBN sebesar Rp79,3 miliar yang dianggarkan secara multi years contract tahun anggaran 2020-2022.
Terowongan Bulak Kapal dikerjakan oleh kontraktor PT Modern Widya Technical, dengan konsultan supervisi oleh PT Daya Creasi Mitrayasa, PT Ciriatama Nusawidya Consult, dan PT Parama Karya Mandiri.