REKOMENDASI SAHAM

Mencari Cuan dari Saham Pilihan di Tengah January Effect

CNN Indonesia
Senin, 11 Jan 2021 06:50 WIB
Analis menyebut beberapa saham berpotensi memberikan keuntungan akibat fenomena January Effect. Berikut ulasannya.
Analis menyebut fenomena January Effect akan membuat sejumlah saham kinclong. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 4,6 persen pada perdagangan pekan lalu dari 5.979 menjadi 6.257. Dana asing sebesar Rp2,43 triliun yang masuk ke pasar saham dalam negeri menopang pergerakan indeks.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan indeks pada pekan ini berpotensi kembali melanjutkan reli hingga menyentuh level resistant selanjutnya di 6.300. Jika berhasil menembus posisi itu, maka peluang indeks menuju 6.600 terbuka lebar.

Dia menyebut penguatan masih ditopang oleh January Effect atau fenomena tahunan saat pasar mendapat momentum penguatan di Januari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suria memproyeksikan capital inflow masih terus masuk ke pasar dalam negeri menyusul berakhirnya konflik politik di Amerika Serikat.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan massa di Gedung Capitol pada Rabu (6/1). Itu dipicu penolakan pendukung Presiden Donald Trump atas pengesahan kemenangan Presiden Terpilih Joe Biden.

Meski sempat menguasai Gedung Capitol, namun parlemen AS tetap mengukuhkan Biden sebagai Presiden AS selanjutnya.

Dengan kepastian kemenangan dan pelantikan Biden pada 20 Januari mendatang, Suria menilai asing akan kian yakin memarkirkan dananya di pasar negara berkembang (emerging market) seperti Indonesia.

[Gambas:Video CNN]

Ia mengakui indeks akan mendapat beban Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan pemerintah di Jawa-Bali mulai hari ini (11/1) hingga 25 Januari mendatang.

Namun Suria menilai pasar telah merespons sentimen negatif ini di hari pengumuman. Sehingga, ia memperkirakan penerapannya tidak akan berdampak signifikan pada kinerja indeks lagi.

Itu tercermin dari pergerakan indeks pada Rabu (6/1) yang sempat jatuh 1,17 persen akibat pengumuman PPKM. Namun, koreksi tak bertahan lama.

Menurut Suria, kondisi itu terjadi karena investor telah mendapatkan informasi secara utuh bahwa PPKM tak seketat pada PSBB lalu.

Pada PPKM, pusat perbelanjaan masih diperbolehkan buka meski hanya sampai pukul 19.00 waktu setempat. Konstruksi pun masih diperbolehkan beroperasi 100 persen dengan protokol kesehatan ketat, dan masyarakat masih boleh makan di restoran dengan kapasitas 25 persen dari normal.

Melihat reaksi pasar yang pulih dalam waktu singkat, Suria mengaku tak khawatir PPKM bakal menjegal indeks.

"Waktu pertama diumumkan, orang-orang belum lihat rinciannya, jadi beranggapan diperketat seperti tahun lalu di Maret, sehingga membuat market minus 1,17 persen," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/1).

Bercermin dari perdagangan pekan lalu, ia optimis saham-saham bluechip masih akan menjadi incaran asing. Itu terjadi karena karena mereka lebih menggandrungi saham berkapitalisasi besar dibandingkan saham lapis dua atau tiga.

Untuk sektornya sendiri, ia memprediksi akan terjadi merata dari sektor perbankan, telekomunikasi, otomotif, hingga konsumer. Saham-saham pilihan dia adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM, PT BCA Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Pesero) Tbk atau BBRI, PT Astra Internasional Tbk (ASII), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Untuk TLKM, Samuel Sekuritas melihat potensi menguji level 3.850-3.920 dari posisi penutupan di 3.570. Pada pekan lalu, terpantau TLKM mengantongi dana asing sebesar Rp710,39 miliar.

Sedangkan BBCA mereka dapat menguat ke level 35.300 dan BBRI ke posisi 4.800. Lalu untuk UNVR, Samuel Sekuritas menargetkan di harga 9.800. Adapun ASII dibanderol dengan harga target 6.750.

Sepaham, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya optimis IHSG masih akan menikmati penguatan dari January Effect meski kasus positif covid-19 di dalam negeri kian mengkhawatirkan karena kasus hariannya sudah menembus lebih dari 10 ribu.

"Saya percaya bahwa IHSG akan tetap menikmati positive performance di Januari sebagai January effect walaupun kasus baru covid-19 cenderung naik," katanya.

Dia menyebut indeks akan menikmati pertumbuhan karena optimisme vaksinasi covid-19 yang direncanakan bisa dimulai pada Rabu (13/1) mendatang.

Kedatangan vaksin yang sejauh ini tepat waktu dari jadwal juga menambah optimisme investor. Ia menilai pada pekan ini fokus investor akan tertuju pada vaksinasi.

Lebih lanjut, seiring dengan naiknya harga komoditas nikel, kelapa sawit, emas, dan batu bara yang bersumber dari meningkatnya permintaan dari China, ia menilai saham di sektor terkait seperti ANTM, INCO, UNTR dan LSIP layak dilirik.

Selain itu, ia juga merekomendasikan tiga emiten himbara yakni BBRI, BMRI, dan BBNI. Sebagai tambahan, sektor peternakan seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau JPFA juga dapat dipantau.

(wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER