Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) menjamin pasokan alat suntik untuk mendukung program vaksinasi covid-19 (virus corona) tercukupi. Hitung-hitungan produsen, setidaknya ada 2 miliar alat suntik yang disediakan pada 2021.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Bidang I Promosi Produk Dalam Negeri Aspaki Erwin Hermanto menyusul akan dimulainya program vaksinasi dan efikasi vaksin corona buatan Sinovac, China, sebesar 65,3 persen.
Erwin melanjutkan saat ini beberapa anggotanya sudah mulai memproduksi syringe dengan kapasitas produksi total 850 juta pieces per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Industri sudah mengantisipasi, dan melakukan persiapan dalam rangka program vaksinasi corona dan siap melayani kebutuhan nasional dengan kapasitas 2 miliar pieces pada 2021," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/1).
Anggota Aspaki, seperti PT Oneject Indonesia, PT Jayamas Medica Industri, dan PT Top Point Medical, juga mengklaim siap bermitra dengan lembaga-lembaga terkait.
Oneject Indonesia, misalnya, telah melakukan penandatanganan penyediaan 111,5 juta pieces alat suntik Oneject ADS 0,5 ml yang berstandard WHO dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 60 persen dengan Kementerian Kesehatan untuk persiapan vaksinasi covid-19.
Dalam hal ini, kata Erwin, alat suntik ADS menjadi produk wajib untuk program imunisasi dan vaksinasi termasuk untuk covid-19.
"Auto Disable Syringe (ADS) yang diproduksi oleh Oneject Indonesia, Top Point Medical, Jayamas Indonesia, dan Nipro Indonesia adalah alat suntik yang setelah satu kali digunakan secara otomatis menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi," jelasnya.
Aspaki, lanjut Erwin, juga optimis anggotanya dapat memastikan ketersediaan alat suntik berkualitas dan aman serta bernilai TKDN tinggi untuk mencukupi kebutuhan program vaksinasi covid-19.
Seperti diketahui, usai mengumumkan efikasi vaksin Sinovac yang telah melalui fase uji klinis tahap ketiga di Bandung, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin darurat penggunaan vaksin atau emergency use authorization (EUA) sampai pengamatan 6 bulan selesai atau sekitar April atau Mei 2021 mendatang.