PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berupaya mengintegrasikan bisnis UMKM dan koperasi dalam sebuah klaster dengan off-taker agar dapat memberikan manfaat value chain yang lebih besar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberdayakan ekonomi sekaligus mendukung ketahanan pangan lewat pengembangan ekosistem desa.
Adapun salah satu upaya pengintegrasian yang dilakukan BRI, yaitu dengan membantu keberlangsungan hidup Primkopti Balikpapan di Kalimantan Timur. Primkopti Balikpapan merupakan sebuah koperasi penjualan kedelai serta bahan baku produksi tahu dan tempe yang sudah berdiri sejak tahun 1999 dan telah terdaftar di Dinas Perindustrian dan Koperasi Kota Balikpapan.
Koperasi ini memiliki setidaknya 98 anggota yang terdiri dari produsen tahu dan tempe. Dengan pemberdayaan BRI di Koperasi Primkopti Balikpapan, diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru serta memudahkan aksesibilitas serta edukasi masyarakat desa terhadap pinjaman BRI.
Ketua Primkopti Balikpapan Jazuli mengungkapkan, selama ini koperasi yang ia pimpin telah banyak mendapat bantuan dari BRI untuk pengembangan kapasitas dan aset.
"Selama ini kami sudah mendapat dua kali pinjaman dari BRI. Pertama, pinjaman kami gunakan untuk modal koperasi dan anggota. Kedua, pinjaman yang kami ajukan untuk menambah aset koperasi. Pengalaman kami, dalam dua kali mendapat pinjaman itu prosesnya sangat mudah dan biaya bunganya terjangkau," ujar Jazuli dalam keterangan tertulis, Rabu (13/1/2021).
Dikatakan Jazuli, Primkopti Balikpapan dalam kesehariannya bergerak untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan kedelai serta bahan baku produksi tahu dan tempe untuk para anggota, dengan omzet rata-rata perbulan mencapai Rp 2,9 miliar.
Soal permodalan, menurutnya, BRI telah berkontribusi dalam menjamin kelancaran transaksi antara koperasi dan mitra dagang di pulau Jawa. Ia mengatakan, peran BRI bagi koperasi sangat vital sehingga selama ini Primkopti Balikpapan tak pernah kesulitan mendapat bahan baku tahu dan tempe.
"Kalau dulu saat mau transaksi, sering terkendala koneksi internetnya putus, kemudian importir mengira kami hanya ngomong saja mau membeli kedelai. Sekarang sudah ada komitmen, kalau transaksi ke pihak penyuplai kedelai dibantu BRI untuk memberikan konfirmasi," terangnya.
Di sisi lain, BRI juga telah memfasilitasi anggota Primkopti Balikpapan agar bisa berdagang secara daring, utamanya di tengah pandemi COVID-19. Selain itu, peran pemberdayaan BRI juga dirasakan dalam proses layanan penempatan uang di rekening koperasi.
"Penjemputan uang selalu diambil oleh karyawan BRI di kantor tiap tiga hari sekali untuk ditaruh di rekening koperasi. Layanan ini sangat membantu kami," pungkasnya.
Terkait hal tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, bahwa pihaknya terus melakukan penetrasi bisnis dan sosial dengan mengalokasikan sumber daya untuk membangun ekosistem desa, salah satunya melalui pemberdayaan koperasi.
Dengan mengintegrasikan para pelaku UMKM dan koperasi dalam sebuah komunitas dengan off-taker dinilai dapat menjadikan desa sebagai sentra produksi nasional.
"Kami memberi perhatian besar untuk pengembangan ekosistem desa melalui klaster dan produk unggulan. Kami berharap desa menjadi sentra produksi sehingga mendukung pembangunan sektor pangan," ujar Supari.
Lebih lanjut ia memaparkan, mayoritas nasabah BRI (96%) merupakan pelaku usaha mikro, dan 30 persennya bergerak di sektor pertanian, perikanan, serta perdagangan kecil, di mana hampir semua nasabah mikro BRI tersebut berada di desa.
"Kami selalu mendorong agar pelaku usaha dan masyarakat di desa dapat semakin berdaya dan tangguh sehingga mendapat nilai tambah dari usaha mereka. Melalui pemberdayaan ekonomi berdasarkan ekosistem desa, BRI terus melakukan pengembangan melalui berbagai pelatihan, intermediasi pelaku usaha dengan off-taker, serta peningkatan penerapan teknologi dan bantuan sertifikasi produk bagi pelaku usaha di desa. Harapannya, dari sana akan lahir desa-desa BRILian yang berdaya saing dan unggul yang dapat mempercepat pembangunan kawasan pedesaan secara nasional," pungkasnya.
Dikatakan Supari, selama ini pemberdayaan desa yang dilakukan BRI bertumpu pada empat pilar, yakni perangkat desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), UMKM desa, dan pasar. BRI juga memiliki Desa BRILian yang merupakan program pemberdayaan untuk menjadikan desa sebagai desa percontohan karena dianggap tanggap, tangguh, dan berinovasi.
"BRI akan terus berkomitmen untuk membantu membangun desa sebagai sentra produksi nasional, sehingga kalau ada pembeli atau off-taker kami sudah tahu apa yang diinginkan dan bisa disediakan pelaku bisnis. BRI juga menyiapkan tenaga pemasar mikro atau mantri BRI yang berfungsi bukan hanya business value tetapi juga social value untuk membantu UMKM naik kelas. Mantri dibekali pengetahuan bisnis untuk dapat membantu nasabah dalam mengembangakan usahanya. Kami juga siapkan platform e-commerce yang bisa diakses secara luas dan yang memberikan peluang UMKM untuk tumbuh besar," tutupnya.