Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat lama waktu pemadaman listrik PLN mencapai 12,7 jam per pelanggan per tahun sepanjang 2020.
Capaian tersebut melampaui target yang ditetapkan kementerian yakni sebesar 15 jam per pelanggan per tahun.
Meski demikian, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan capaian tersebut sebenarnya masih kurang memuaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, jika dibagi ke dalam 12 bulan, terjadi pemadaman listrik PLN selama 1 jam per bulan.
"Untuk saya pribadi masih belum menggembirakan. Logikanya, harusnya di bawah 10 (jam per pelanggan per tahun) lah. Ini kalau di kira-kira, 12 jam itu kan lumayan, berarti sebulan 1 jam lebih. Jadi ada waktu dalam setiap bulan kita 1 jam padam," ucapnya dalam video conference, Rabu (13/1).
Selain lama waktu, frekuensi pemadaman listrik juga melampaui target 10 kali per pelanggan sepanjang 2020. Tercatat, frekuensi pemadaman listrik mencapai 9,25 kali per pelanggan per tahun.
"Kemarin kami targetkan 10 kali per pelanggan, tidak boleh lebih dari itu. Kalau kurang, bagus. Kalau lebih, kami evaluasi lagi. Alhamdulillah melalui pengawasan ketat, di sini bisa diturunkan menjadi 9,25 kali per pelanggan per tahun," ucap Rida.
Ke depan, kata Rida, Ditjen Ketenagalistrikan berkomitmen untuk meningkatkan capaian dua indikator tersebut. Pasalnya lama waktu serta frekuensi pemadaman adalah salah satu standar pelayanan minimum PLN.
"Kedepannya kami targetkan lebih rendah lagi. Kami sudah lapor ke Pak Menteri agar dua target ini lebih revolusioner diturunkan," tandas Rida.
(hrf/agt)