Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing ke pasar keuangan domestik pada pekan kedua Januari masih berlanjut.
Berdasarkan data 11-14 Januari 2021, transaksi nonresiden di pasar keuangan domestik mencatat inflow atau beli neto sebesar Rp4,77 triliun.
"Rinciannya, beli neto di pasar saham sebesar Rp7,86 triliun dan jual neto di pasar SBN sebesar Rp3,09 triliun," tulis Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam keterangan tertulis Jumat (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto sebesar Rp8,55 triliun.
Kemudian, premi Credit Default Swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 71,59 bps per 14 Januari 2021 dari 67,29 bps per 8 Januari 2021. CDS sendiri merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.
Di luar investasi, perkembangan nilai tukar pada 11-15 Januari 2021 juga tercatat stabil. Pada akhir hari perdagangan Kamis (14/1) rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.050 per dolar AS.
Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,17 persen, sementara yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 1,129 persen.
Kemudian DXY, yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF) menguat ke level 90,24.
Selanjutnya pagi Jumat (15/1), rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.025 per dolar AS dan yield SBN 10 tahun turun ke 6,15 persen.