Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemanfaatan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara sebagai pembiayaan infrastruktur semakin bertambah. Bahkan, ia menuturkan jika hampir semua universitas Islam di bawah Kementerian Agama dibangun menggunakan dana SBSN.
"Kementerian Agama termasuk yang cukup giat untuk membangun hampir semua universitas Islam Indonesia, dulu namanya IAIN sekarang menjadi universitas Islam itu hampir semuanya dibangun menggunakan SBSN," ujarnya dalam Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui SBSN 2021, Rabu (20/1).
Oleh sebab itu, bendahara negara mengingatkan agar seluruh kementerian/lembaga (K/L) yang menggunakan dana sukuk negara untuk pembangunan proyek infrastruktur harus memastikan jika anggaran tersebut dimanfaatkan dengan baik. Sepanjang 2020 lalu, Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan SBSN pada proyek infrastruktur sebesar Rp23,29 triliun. Proyek tersebut tersebar di delapan K/L.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kinerja dan kualitas proyeknya harus baik karena dia dibiayai dengan instrumen yang mengandung elemen syariah, tentunya kita punya kewajiban moral yang lebih untuk bisa menjaganya," tuturnya.
Ani, sapaan akrabnya, melanjutkan pembiayaan SBSN tahun ini ditargetkan meningkat menjadi Rp27,58 triliun. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan 870 proyek di 11 K/L.
Ia menilai instrumen SBSN ini merupakan alternatif pembiayaan infrastruktur yang cukup strategis. Utamanya, di tengah pandemi covid-19 dimana APBN mengalami tekanan luar biasa dari lonjakan belanja negara dan penurunan penerimaan pemerintah.
Penggunaan SBSN sebagai alternatif pembiayaan di sektor infrastruktur sendiri dimulai sejak 2013 lalu. Sementara itu, pembiayaan SBSN secara umum dirilis sejak 2008 lalu.
"Dalam suasana yang luar biasa ini, kami terus berupaya menciptakan dan kembangkan instrumen pembiayaan pembangunan yang sifatnya kreatif. Salah satu instrumen yang merupakan instrumen creative financing adalah SBSN," ucapnya.