Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu meyakini program vaksinasi virus corona atau covid-19 akan mampu menstimulus masyarakat menengah ke atas untuk menggunakan dana simpanan mereka berbelanja lagi. Dengan begitu, vaksinasi akan memberi dampak ke pertumbuhan konsumsi Indonesia ke depan.
"Kunci pentingnya adalah vaksinasi harus berjalan dengan baik," kata Febrio di acara Akselerasi Pemulihan Ekonomi secara virtual, Selasa (26/1).
Menurut Febrio, daya konsumsi masyarakat menengah ke atas sejatinya tidak turun di tengah pandemi covid-19. Hanya saja, pandemi membuat mereka cenderung memilih untuk berjaga-jaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Caranya, dengan menyimpan dana tabungan di bank, sehingga bank mendapat Dana Pihak Ketiga (DPK). Terbukti, DPK tumbuh 11,11 persen pada 2020 dibanding 2019.
"Sepanjang 2020 kemarin, pertumbuhan DPK di perbankan tinggi sekali, artinya masyarakat mampu kelas menengah ke atas tidak belanja, bukan karena tidak ada uang, tapi karena mobilitas dibatasi," katanya.
Namun, ia percaya konsumsi masyarakat menengah ke atas bisa digairahkan lagi dengan vaksinasi covid-19. Sebab, program ini diklaim mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat lagi.
Selain itu, usai vaksin, ada kemungkinan kegiatan dan mobilitas masyarakat bisa berlangsung lagi. Tak seperti saat ini, di mana Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali justru tengah digelar.
"Kami harap dukungan masyarakat agar program (vaksinasi) bisa berjalan lagi, sehingga mobilitas bisa meningkat, terukur, berhati-hati, dan aktivitas kita berjalan lagi, sehingga DPK masyarakat menengah ke atas di bank bisa mengalir lagi untuk belanja," terangnya.
Efek lanjutannya, konsumsi masyarakat bisa menggerakkan roda ekonomi tanah air. Proyeksinya, laju ekonomi akan berada di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen pada 2021.
"Dengan demikian kita bisa pulihkan aktivitas perekonomian," pungkasnya.
(agt)