Was-was Vaksin Tertunda, Harga Minyak Dunia 'Stress'

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2021 07:52 WIB
Harga minyak WTI pengiriman Maret merosot 51 sen, dan minyak berjangka Brent turun 28 sen di tengah kekhawatiran penundaan vaksin di Uni Eropa.
Harga minyak WTI pengiriman Maret merosot 51 sen, dan minyak berjangka Brent turun 28 sen di tengah kekhawatiran penundaan vaksin di Uni Eropa. (AFP/Ian Timberlake).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia tertekan pada akhir perdagangan Kamis (28/1), waktu AS. Pelemahan harga minyak dipicu kekhawatiran penundaan pengiriman vaksin covid-19.

Mengutip Antara, Jumat (29/1), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret, turun 28 sen atau 0,5 persen ke US$55,53per barel.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret merosot 51 sen atau 1,0 persen menjadi US$52,34per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, pemeriksaan vaksin yang lebih ketat oleh Uni Eropa dan penundaan pengiriman dari AstraZeneca Plc dan Pfizer Inc telah memperlambat peluncuran vaksinasi di kawasan tersebut.

Sedangkan di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, terjadi lonjakan kasus covid-19 yang mengakibatkan pembatasan perjalanan jelang tahun baru China (imlek).

Di sisi lain, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, Jim Ritterbusch menuturkan ada kemungkinan pemangkasan produksi minyak Arab Saudi akan lebih tinggi dari perkiraan dan menahan penurunan harga.

Ia merujuk pada komitmen negara tersebut untuk menekan produksi hingga satu juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret sebagai bagian dari kesepakatan OPEC+.

"Pemotongan produksi Saudi yang akan datang lebih dari sekadar mengimbangi meningkatnya kekhawatiran permintaan terkait dengan virus corona," imbuhnya.

Selain itu, indeks dolar AS yang kembali ke wilayah negatif juga mendukung pelemahan harga minyak. Pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar akan membayar lebih sedikit.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER