Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkap bahaya dari rencana merger perusahaan digital raksasa seperti Tokopedia-Gojek. Bahayanya adalah, praktik penggabungan big data yang digunakan untuk menguasai pasar.
Direktur Merger dan Akuisisi KPPU Daniel Agustino menilai ada kecenderungan, merger dilakukan perusahaan digital demi memaksimalkan jangkauan mereka ke kolam konsumen yang ada.
Dari merger, data dari kedua perusahaan tersebut akan dianalisis untuk mengarahkan konsumen masing-masing perusahaan menggunakan jasa satu sama lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, ada sekian jumlah konsumen Tokopedia yang saat ini tidak menggunakan jasa Gojek untuk mengirimkan logistik mereka. Konsumen ini nantinya akan dibidik untuk beralih menggunakan jasa Gojek dengan diberikan insentif tertentu.
Hal ini, menurut Daniel, akan menjadi sebuah kekuatan yang akan menjadi tekanan untuk pesaing lainnya. Apalagi, pangsa kedua perusahaan itu cukup besar. Kalau praktik itu benar terjadi, persaingan usaha pun akan terkonsentrasi akibat merger tersebut.
"Kalau merger, dimungkinkan bisa jadi Tokopedia menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk hanya menggunakan jasa transportasi yang dimiliki Gojek. Ini yang berbahaya. Dia hanya akan menggunakan jasa Gojek untuk mengantarkan barang di Tokopedia," jelasnya pada media briefing daring, Kamis (4/2).
Kalau sudah begitu, Daniel melanjutkan, ini akan membatasi pelaku usaha baru untuk masuk ke pasar yang sama karena standar yang dibuat telah jauh melampaui kemampuan pengusaha baru.
"Mereka membuat batasan minimum skala efisien itu bagi industri platform, ini sebetulnya yang jadi isu persaingan," ujarnya.
Sebelumnya, Gojek sempat dikabarkan akan melakukan merger senilai Rp254,1 triliun (US$18 miliar) dengan Tokopedia.
Gojek dan Tokopedia kompak bungkam terkait isu diskusi lanjutan terkait merger kedua perusahaan ketika isu itu pertama beredar.
Lihat juga:KPPU Pantau Kenaikan Harga Daging Sapi |