Pemerintah Buka Suara soal Kabar Merger Gojek-Tokopedia

CNN Indonesia
Kamis, 21 Jan 2021 16:26 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah masih menunggu rencana merger Gojek-Tokopedia sehingga belum mau komentar banyak.
Pemerintah belum mau berkomentar banyak soal rencana merger Gojek-Tokopedia karena masih belum terjadi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara terkait kabar merger dua unicorn Indonesia, Tokopedia dan Gojek.

Airlangga menyebut selama merger belum dilakukan, pemerintah tidak bisa berkomentar banyak karena aksi korporasi tersebut merupakan ranah swasta.

"Pertama itu ranah swasta jadi tentu pemerintah tidak bisa memberikan komentar selama ini belum terjadi," katanya pada konferensi pers daring, Kamis (21/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan bisnis seperti merger katanya, bisa saja dilakukan jika perusahaan memutuskan untuk melantai di pasar bursa. Airlangga menyebut regulasi saat ini belum memungkinkan start-up untuk melakukan Initial Public Offering/IPO di bursa.

Selain membutuhkan kapitalisasi tertentu, perusahaan yang melantai harus memiliki keuntungan selama dua tahun berturut-turut.

"Sekarang peraturannya belum memungkinkan start-up untuk masuk bursa karena kebanyakan mempersyaratkan keuntungan dua tahun berturut-turut," jelasnya.

Sebelumnya, Gojek dan Tokopedia dikabarkan bakal melakukan penggabungan usaha alias merger. Kabarnya, nilai merger kedua raksasa digital di Indonesia itu mencapai US$18 miliar atau setara Rp250,2 triliun (kurs Rp13.900 per dolar AS).

[Gambas:Video CNN]

Kabar ini mulanya berhembus dari pemberitaan Bloomberg. Menurut pemberitaan, kedua perusahaan rintisan (start-up) tengah menggelar diskusi terkait merger ini.

Rencana ini disebutkan sudah menjadi pertimbangan kedua perusahaan sejak 2018. Kabarnya, merger kemungkinan bakal dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

Bila bergabung, nilai perusahaan yang terkenal dengan bisnis ojek online dan e-commerce itu akan tembus US$25 miliar atau Rp347,5 triliun. Isu ini berhembus di jelang rencana penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) Tokopedia di bursa saham.

(wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER