Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan Indonesia dapat terjebak sebagai negara berpendapatan menengah (middle income trap) hingga puluhan tahun jika perekonomian hanya tumbuh di kisaran 5 persen.
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi 5 persen tidak mampu mengembalikan pengangguran ke tingkat awal sebelum krisis akibat pandemi covid-19.
"Jangka panjang kalau kita tergerus dan tingkat pertumbuhan ekonomi kita cuma 5 persen maka untuk lepas middle income trap itu jauh sekali. Bahkan 2045 pun kita belum bisa," ungkapnya dalam konferensi pers di kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Suharso, Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 6 persen untuk keluar dari middle income trap dan masuk sebagai negara dengan berpendapat tinggi atau high income country, di mana pendapatan perkapita mencapai US$12.534 pada 2045.
Kemudian, jika pertumbuhan ekonomi bisa mencapai rata-rata 7 persen tiap tahunnya, Indonesia bisa mencapai negara berpendapatan tinggi pada 2040.
"Kalau kita 6 persen pertumbuhannya, itu mudah-mudahan sebelum Indonesia seratus tahun, kita bisa higher income country. Kalau kita bisa 7 persen tahun 40-an kita sudah bisa mencapai pendapatan per kapita di atas US$12.535 per kapita," jelasnya.
Lebih lanjut, Suharso menuturkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2021 membutuhkan total investasi sekitar Rp5.817,3 triliun -Rp5.912,7 triliun. Sebab, realisasi investasi di 2020 hanya Rp4.897,78 triliun karena ekonomi terkontraksi.
"Dengan demikian, pada 2021, dibutuhkan tambahan investasi sebesar Rp919,52-1.014,32 triliun dari 2020 agar ekonomi dapat tumbuh di kisaran 4,5-5,5 persen," pungkasnya.