Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.020 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (17/2) sore. Posisi ini melemah 90 poin atau 0,65 persen dari Rp13.930 persen pada Selasa (16/2).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.019 per dolar AS atau melemah dari Rp13.876 per dolar AS pada Senin kemarin.
Rupiah melemah bersama won Korea Selatan sebesar 0,71 persen di Asia. Begitu juga dengan yuan China minus 0,36 persen, peso Filipina minus 0,34 persen, ringgit Malaysia minus 0,24 persen, baht Thailand minus 0,1 persen, rupee India minus 0,09 persen, dolar Singapura minus 0,07 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya yen Jepang yang menguat 0,14 persen. Begitu juga dengan mata uang utama negara maju.
Franc Swiss minus 0,25 persen, euro Eropa minus 0,24 persen, poundsterling Inggris minus 0,07 persen, dan dolar Kanada minus 0,03 persen. Hanya rubel Rusia dan dolar Australia yang menguat, masing-masing 0,05 persen dan 0,16 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena imbal hasil surat utang AS, US Treasury menyentuh level tertinggi. Hal ini menguatkan dolar AS, namun melemahkan rupiah.
"Dolar AS menguat karena optimisme atas pemulihan ekonomi global dari covid-19 dan kemungkinan percepatan inflasi mendorong imbal hasil obligasi AS naik," jelas Ibrahim.
Sentimen ini, katanya, bahkan tak mampu mempertahankan rupiah di level stagnan. Padahal, ada sentimen positif dari dalam negeri, yaitu vaksinasi tahap kedua bagi pelayan publik dan pekerja publik.
(uli/sfr)