Kredit Bank Naik 4 Persen Kalau Penanganan Covid-19 Lambat

CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2021 20:16 WIB
OJK memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini cuma 4-4,5 persen jika penanganan pandemi covid-19 di dalam negeri berjalan lambat.
OJK memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini cuma 4-4,5 persen jika penanganan pandemi covid-19 di dalam negeri berjalan lambat. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan kredit bank tahun ini hanya 4 persen-4,5 persen. Ini merupakan prediksi untuk skenario konservatif jika penanganan pandemi covid-19 lambat.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan ada tiga skenario dalam menetapkan prediksi pertumbuhan kredit tahun ini. Tiga skenario itu terdiri dari optimis, moderat, dan konservatif.

Untuk skenario konservatif, Heru menyatakan OJK mempertimbangkan pandemi covid-19 yang masih terus berlanjut. Hal ini bakal membuat sektor riil tumbuh dengan skala rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau semua (penanganan covid-19) berjalan sangat lambat dan kemudian Indonesia tidak bisa memitigasi dampak-dampak covid-19, permintaan belum baik ke sektor riil, kami perkirakan kredit tumbuh 4 persen-4,5 persen," ujar Heru dalam Launching Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia (RP2I) 2020-2025, Kamis (18/2).

Sementara, OJK juga memasang skenario moderat. Di sini, kredit diproyeksi tumbuh sekitar 7 persen.

Heru menyatakan prediksi itu bisa terealisasi jika proses vaksinasi covid-19 berjalan efektif dan roda perekonomian mulai pulih pada semester II 2021.

Jika ekonomi pulih, maka permintaan di sektor riil diharapkan mulai tumbuh, sehingga dampaknya positif untuk kredit.

Lalu, bila pemulihan ekonomi terjadi lebih cepat dan terasa pada semester I 2021, maka kredit diproyeksi tembus 9 persen-9,8 persen tahun ini. Namun, hal ini juga harus diikuti dengan kebijakan pelonggaran likuiditas.

Menurut Heru, ada beberapa tantangan bagi perbankan nasional tahun ini. Salah satunya adalah ketidakpastian penyelesaian covid-19.

Selain itu, perlambatan pemulihan ekonomi di global, resesi ekonomi dunia, kondisi pasar keuangan mengalami volatilitas tinggi, dan potensi berakhirnya stimulus fiskal untuk pemulihan perekonomian.

Bukan cuma itu, beberapa tantangan lainnya, meliputi skala usaha perbankan yang masih rendah, efisiensi masih rendah, pasar keuangan masih dangkal, inklusi keuangan masih rendah, risiko serangan siber, dan kompetisi dengan perusahaan teknologi finansial.

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER