Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) menyebut kapasitas produksi industri oleochemical atau oleokimia berbasis sawit di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Saat ini, kapasitas industri itu di dalam negeri mencapai 23,3 juta ton per tahun.
Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat mengungkapkan sebanyak 12 juta ton per tahun di antaranya merupakan kapasitas produksi fatty acid methyl ester (FAME) atau yang dikenal saat ini sebagai biodiesel. Sementara sisanya berupa produk lain seperti methyl ester, glycerin, dan soap noodle.
"Maka total kapasitas oleokimia Indonesia saat ini telah mencapai 23,3 juta ton per tahun. Ini merupakan kapasitas terbesar di dunia yang berbasis baku minyak sawit," ujarnya melalui keterangan tertulis yang dikutip dari Antara, Selasa (23/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Untung Buntung Rumus Baru Upah Buruh Jokowi |
Ia memaparkan berbagai turunan dari kelompok utama oleokimia diekspor ke berbagai belahan dunia sebesar 3,85 juta ton dengan nilai ekspor US$2,64 miliar pada tahun lalu.
Rapolo mengatakan, dengan permintaan global yang senantiasa tumbuh positif, Apolin mengajak seluruh elemen bangsa terutama dari perguruan tinggi dan lembaga riset lainnya untuk mencari dan menggali berbagai teknologi unggul dan beragam produk oleochemical.
Hal itu terutama untuk menghasilkan turunan yang lebih hilir lagi dari produk fatty acid, fatty alcohol, dan methyl ester tersebut yang sangat dibutuhkan industri di masa kini dan industri masa datang guna memenuhi kebutuhan masyarakat global.
Misalnya kerja sama Apolin dan Politeknik Akademi Teknik Industri (ATI) Padang dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri sawit di tanah air. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding secara virtual awal pekan ini.
"Penandatanganan MoU dengan Politeknik ATI Padang merupakan langkah sangat strategis bagi stakeholder industri sawit nasional sehingga link and match antara perguruan tinggi dengan dunia industri dapat terwujud secara bertahap," ujarnya.
Direktur Politeknik ATI Padang, Ester Edwar menyatakan penandatangan MoU dengan Apolin merupakan upaya untuk memberikan jaminan penyelenggaraan pendidikan vokasi yang link and match dengan kebutuhan industri.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Arus Gunawan mengapresiasi kerja sama antara Apolin dan Politeknik ATI Padang dalam rangka membangun link and match sumber daya manusia dengan industri.
"Pemerintah telah memiliki kebijakan untuk memperkuat struktur industri seperti harga gas, program hilirisasi, dan secara umum program substitusi impor sebesar 35 persen," ujarnya.