Mendag Waspadai Negara Tujuan Ekspor dengan Corona Tinggi

CNN Indonesia
Kamis, 25 Feb 2021 20:52 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mewaspadai sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia yang masih mencatatkan kasus covid-19 tinggi.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mewaspadai sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia yang masih mencatatkan kasus covid-19 tinggi. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mewaspadai sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia yang masih mencatatkan kasus covid-19 tinggi. Kondisi tersebut dikhawatirkan menghambat pemulihan kinerja ekspor Indonesia.

Terlebih, negara tujuan ekspor tersebut masuk dalam 20 negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.

"Dari 20 negara tersebut yang kami khawatir penyelesaian covid-nya masih belum beres adalah Bangladesh di nomor 16 (pangsa pasar) dan Pakistan nomor 11. Kami juga belum melihat penyelesaian komprehensif covid-19 di Filipina dan Thailand," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (25/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan 20 negara tujuan tersebut menguasai 86,09 pangsa pasar ekspor. Detailnya, nilai ekspor Indonesia ke Bangladesh tercatat sebesar US$200 juta per Januari 2021. Nilai ekspor itu setara 1,31 persen dari total ekspor Indonesia.

Lalu, nilai ekspor ke Pakistan US$290 juta setara 1,91 persen, Thailand US$62 juta setara 4,02 persen, dan Filipina US$580 juta setara 3,79 persen. Sementara itu, pasar ekspor terbesar Indonesia masih ditempati oleh China sebesar US$3,21 miliar setara 20,99 persen dari total ekspor Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor mencapai US$15,3 miliar pada Januari 2021. Nilainya turun 7,48 persen dari US$16,54 miliar pada Desember 2020.

Lutfi mengatakan penyebab turunnya ekspor pada awal tahun adalah periode liburan Natal dan tahun baru. Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa kinerja perdagangan awal tahun belum bisa mencerminkan tren sepanjang tahun berjalan.

"Ini disebabkan karena yang disebut holiday blues, Desember-Januari musim liburan Natal dan tahun baru, biasanya tiga bulan pertama tahun berjalan itu masa slowdown per tahunnya," tuturnya.

Sementara itu, nilai impor mencapai US$13,34 miliar. Nilainya turun 7,59 persen dari US$14,44 miliar pada bulan sebelumnya.

Alhasil, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$1,96 miliar secara bulanan pada Januari 2021. Realisasi itu lebih rendah dari surplus US$2,1 miliar pada Desember 2020, namun lebih tinggi dari defisit US$640 juta pada Januari 2020.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER