Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan angkatan kerja saat ini menghadapi tiga tantangan ketenagakerjaan. Tantangan yang dimaksud, antara lain bonus demografi, revolusi industri, dan dampak pandemi covid-19.
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie Cakrawangsa mengatakan tiga tantangan itu akan membuat manusia tak hanya bersaing dengan sesama manusia, melainkan juga dengan teknologi. Maklum, revolusi industri membuat sebagian pekerjaan manusia bisa diambil alih oleh teknologi.
"Tingkat persaingan manusia semakin tinggi, karena tuntutan harus mampu menguasai teknologi sebagai sarana dasar dalam melakukan kerja-kerja," ucap Caswiyono dalam keterangan resmi, Jumat (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, ia menyatakan lembaga pelatihan vokasi harus bersinergi dengan dunia usaha atau industri. Dengan begitu, lembaga itu bisa memberikan pelatihan yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan industri.
Caswiyono berharap salah satu balai latihan kerja (BLK) di Samarinda bisa bekerja sama dengan industri. Untuk itu, BLK Samarinda harus melakukan penyesuaian kurikulum berdasarkan kebutuhan industri.
"Sehingga lulusannya benar-benar siap kerja dan mampu menghadapi tiga tantangan dunia kerja saat ini," imbuh Caswiyono.
Dalam kesempatan yang berbeda, Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengklaim Belitung dapat menjadi salah satu kawasan strategis untuk pengembangan SDM terampil. Sumber daya tersebut nantinya dapat mengisi ruang ketenagakerjaan di Kabupaten Belitung, Kabupaten Belitung Timur, dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Tuhan memberikan rahmat luar biasa kepada Belitung, termasuk Pulau Bangka yang memiliki alam luar biasa, tapi sumberdaya manusianya masih biasa saja dan memiliki angka kemiskinan tinggi. Ini harus kami respons," ucap Anwar.
Ia pun mengapresiasi BLK Belitung yang membuka program pelatihan caddy atau pemandu golf dan pemandu selam. Menurut Anwar, hal tersebut dilakukan karena BLK Belitung bekerja sama dengan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dan Industri Daerah (FKLPID).
"Saya sangat senang sekali kalau kita mengandalkan sumber daya alam, meskipun ada batasnya. Pelatihan para caddy ini merupakan satu-satunya yang ada di Belitung," katanya.