Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras premium premium di penggilingan sebesar Rp9.386 per kg pada Februari 2021. Angka itu anjlok 3,06 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp10.081 per kg.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan harga beras premium di penggilingan per Februari 2021 juga turun 0,08 persen dibandingkan dengan Januari 2021 yang sebesar Rp9.405 per kg. Penurunan juga terjadi untuk beras jenis medium.
"Penurunan harga beras ini tidak terjadi pada premium saja tapi juga medium sebesar 0,2 persen secara bulanan," ucap Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhariyanto memaparkan harga beras medium per Februari 2021 sebesar Rp9.386 per kg. Sementara, harganya pada Februari 2020 masih tinggi sebesar Rp9.844 per kg dan Januari 2021 sebesar Rp9,405 per kg.
Begitu juga dengan harga beras di luar kualitas yang turun 3,95 persen dari Rp9.522 pada Februari 2020 menjadi Rp9.146 pada Februari 2021. Namun, harga beras jenis tersebut naik 1,21 persen jika diukur secara bulanan.
Lebih lanjut Suhariyanto mengatakan total produksi beras sepanjang 2020 sebanyak 31,33 juta ton. Jumlahnya naik 0,02 juta ton atau 0,07 persen dari 2019 yang sebanyak 31,31 juta ton.
"Untuk potensi produksi beras pada Januari sampai April 2021 sebanyak 14,54 juta ton, ini potensi. Realisasi tergantung di lapangan," ujar Suhariyanto.
Potensi itu, sambung Suhariyanto, lebih tinggi ketimbang jumlah produksi beras Januari-April 2020 dan 2019 yang masing-masing sebanyak 11,46 juta ton dan 13,63 juta ton.
Kemudian, realisasi produksi padi juga terlihat meningkat 0,05 juta ton dari 54,6 juta ton menjadi 54,65 juta ton pada 2020. Suhariyanto menyebut produksi padi juga berpotensi meningkat pada Januari-April 2021 dari 19,99 juta ton menjadi 25,37 juta ton.
Di sisi lain, luas panen padi pada 2020 turun 0,02 juta hektare. Alhasil, luas panen padi yang sebelumnya mencapai 10,68 juta hektare turun menjadi 10,66 juta hektare.
"Jadi kalau turun tipis sekali hanya 0,19 persen karena pada awal musim tanam 2020 terjadi curah hujan yang sangat tinggi," kata Suhariyanto.
Meski realisasi 2020 turun, tapi ia melihat luas panen padi berpotensi bertambah pada Januari-April 2021 menjadi 4,86 juta hektare. Jumlah itu bertambah dari realisasi luas panen padi pada Januari-April 2020 yang tercatat 3,84 juta hektare.