Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 103,1 pada Februari 2021. Angka tersebut turun 0,15 persen dari posisi Januari 2021 yang sebesar 103,26.
Sebagai informasi, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun dengan biaya produksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agak turun sedikit dibandingkan Januari 2021, ada dua sub sektor yang alami penurunan NTP," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3).
Ia menjabarkan NTP sub sektor tanaman pangan turun 0,84 persen dan peternakan turun 0,33 persen. NTP sub sektor tanaman pangan turun karena penurunan indeks pada kelompok padi sebesar 0,88 persen.
Sementara, NTP peternakan turun lantaran anjloknya harga komoditas pada tiga kelompok, yaitu ternak kecil sebesar 0,25 persen, unggas sebesar 0,71 persen, dan hasil ternak sebesar 0,02 persen.
Di sisi lain, terdapat tiga sub sektor lain yang meningkat. Ketiganya adalah tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan.
"Tiga sub sektor lain yang meningkat yaitu tanaman hortikultura 1,83 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,35 persen, dan perikanan 0,3 persen," kata Suhariyanto.