Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.360 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (8/3) sore. Posisi tersebut melemah 0,42 persen dibandingkan perdagangan Jumat (5/3) sore di level Rp14.300 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.390 per dolar AS, atau melemah tipis dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.371 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia kompak melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,19 persen, dolar Singapura menguat 0,06 persen, dolar Taiwan melemah 0,91 persen, won Korea Selatan melemah 0,65 persen, dan peso Filipina melemah 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian rupee India melemah 0,20 persen, yuan China melemah 0,48 persen, ringgit Malaysia melemah 0,64 persen, dan bath Thailand terpantau melemah 0,83 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju masih bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,17 persen dan dolar Australia menguat 0,3 persen. Sebaliknya dolar Kanada melemah 0,15 persen dan franc Swiss melemah 0,58 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah masih disebabkan oleh pernyataan Gubernur The Federal Reserves Jerome Powell terkait sinyal kenaikan suku bunga.
Powell mengatakan yield obligasi pemerintah AS yang terus menguat dan membuat keuntungan investasi di surat utang AS adalah hal yang wajar.
"Ini membuat kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga," ucap Lukman dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com.
Di samping itu, pasar juga masih menunggu kepastian stimulus tambahan covid-19 di AS yang sampai saat ini masih dalam perundingan.
"Faktor dalam negeri sampai saat tidak ada yang berefek pada pergerakan rupiah semua masih pengaruh eksternal," imbuhnya.
Ia memproyeksikan rupiah masih melemah di kisaran Rp14.250 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS pada perdagangan besok.