Kinerja Asuransi Jiwa Turun pada 2020

CNN Indonesia
Selasa, 09 Mar 2021 15:09 WIB
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan pendapatan, investasi, hingga aset asuransi jiwa nasional merosot pada 2020.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan kinerja asuransi jiwa nasional secara industri turun pada 2020.(Istockphoto/zimmytws).
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan kinerja asuransi jiwa nasional secara industri turun pada 2020. Mulai dari pendapatan, investasi, hingga aset.

Ketua Bidang Aktuaria dan Manajemen Risiko AAJI Fauzi Arfan memaparkan total pendapatan asuransi jiwa hanya sebesar Rp215,42 triliun pada 2020. Realisasinya turun 8,6 persen dari Rp235,8 triliun pada 2019.

"Perlambatan merupakan tantangan akibat pandemi covid-19. Tapi kalau dilihat, perlambatan tidak double digit, sehingga industri masih optimis akan berangsur membaik di tahun ini," kata Fauzi i saat konferensi pers kinerja industri asuransi periode 2020 secara virtual, Selasa (9/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan periode, pendapatan paling rendah ada di kuartal I 2020, yaitu minus Rp460 miliar. Sementara tertinggi terjadi pada kuartal IV 2020 mencapai Rp91,86 triliun.

Fauzi mengatakan ada beberapa hal yang membuat kinerja pendapatan membaik pada kuartal terakhir, yaitu perekonomian yang membaik karena program PEN, produk lebih berorientasi kepada konsumen, kabar vaksinasi covid-19, hingga langkah adaptif perusahaan dengan memanfaatkan teknologi.

Selain itu juga didukung oleh meningkatkan kolaborasi di ekosistem asuransi jiwa, perkuatan kanal industri, dan konsisten melakukan edukasi inklusi keuangan. "Ada kesadaran dari masyarakat akan perlindungan asuransi jiwa yang meningkat," terangnya.

Berdasarkan jenis pendapatan, pendapatan utamanya masih disumbang oleh premi, yaitu sebesar Rp187,59 triliun. Tapi secara kinerja, pendapatan premi juga turun 6,1 persen dari sebelumnya Rp199,87 triliun pada 2019.

Untuk premi lanjutan, realisasinya Rp72,84 triliun atau turun 1,5 persen dari Rp73,94 triliun. Penurunan pendapatan premi lanjutan tidak sedalam premi baru.

Tercatat, pendapatan dari premi baru turun 8,9 persen dari Rp125,93 triliun menjadi Rp114,75 triliun. Khusus untuk premi baru, pendapatan tertinggi berasal dari produk unit link mencapai Rp67,28 triliun. Sementara produk tradisional sekitar Rp47,48 triliun.

Dari sisi produk, pendapatan premi baru tertinggi berasal dari asuransi kesehatan kumpulan Rp4,51 triliun. Lalu, diikuti asuransi kesehatan individu Rp1,11 triliun dan asuransi kecelakaan kumpulan Rp60 triliun.

Bukan cuma pendapatan yang merosot, total hasil investasi para perusahaan asuransi jiwa juga terjun. Bahkan, cukup dalam, yakni mencapai 23,7 persen dari Rp23,53 triliun menjadi Rp17,95 triliun.

"Sebagai industri yang sangat terpengaruh oleh situasi pasar modal, melambatnya ekonomi Indonesia akibat pandemi covid-19 juga berdampak langsung terhadap kinerja investasi," jelas Fauzi.

Secara rinci, hasil investasi minus Rp47,83 triliun pada kuartal I 2020. Lalu naik menjadi Rp26,19 triliun pada kuartal II, kemudian turun lagi menjadi Rp4,07 triliun pada kuartal III, dan selanjutnya naik lagi menjadi Rp35,52 triliun pada kuartal IV 2020.

Begitu juga dengan total aset, realisasinya turun 3,1 persen dari Rp588,66 triliun menjadi Rp570,59 triliun pada tahun lalu. Kendati begitu, ia mengatakan para perusahaan tetap mempertahankan posisi cadangan teknis, sehingga tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya, yaitu Rp453,23 triliun atau turun tipis 0,7 persen dari Rp456,46 triliun.

Ketua Bidang Operasional dan Perlindungan Konsumen AAJI Freddy Thamrin mengatakan penurunan juga terjadi di total klaim dan manfaat yang dibayarkan perusahaan ke nasabah. Tercatat, nilainya turun 2,4 persen dari Rp154,83 triliun menjadi Rp151,1 triliun.

Khusus untuk klaim covid-19, AAJI telah mencairkan klaim sebesar Rp86,21 miliar atas 554 polis di produk asuransi jiwa kredit sepanjang tahun lalu. Jumlahnya menyumbang sekitar 13 persen dari total klaim covid-19.

Sementara pembayaran klaim dari produk life and health insurance untuk pembayaran klaim covid-19 mencapai Rp575,24 miliar atas 8.574 polis. Porsinya mencapai 87 persen dari total klaim covid yang mencapai Rp661,46 miliar atas 9.128 polis.

"Asuransi tetap membayarkan klaim polis untuk covid-19, meski pemerintah menyatakan covid-19 merupakan pandemi," tuturnya.

Bila dirinci, klaim akhir kontrak asuransi mencapai Rp17,71 triliun atau anjlok 31,2 persen dari Rp25,76 triliun. Sedangkan klaim meninggal dunia mencapai Rp12,24 triliun atau naik 16,7 persen dari Rp10,49 triliun.

Selanjutnya, klaim nilai tebus naik 7,8 persen dari Rp84,16 triliun menjadi Rp90,76 triliun. Lalu, klaim partial withdrawal turun 9,8 persen dari Rp16,98 triliun menjadi Rp15,32 triliun.

Klaim kesehatan turun 12 persen dari Rp11 triliun menjadi Rp9,88 triliun dan klaim lainnya melambat 19,4 persen dari Rp6,44 triliun menjadi Rp5,19 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan dari sisi uang pertanggungan, jumlahnya ikut turun 1,1 persen dari Rp4.441,5 triliun menjadi Rp4.393,47 triliun. Rinciannya, uang pertanggungan individu Rp2.249,08 triliun dan uang pertanggungan kumpulan Rp2.144,4 triliun.

Untuk total polis, jumlahnya mencapai 17,31 juta atau turun 3,3 persen dari semula 17,89 juta pada 2019. Terdiri dari polis perorangan 16,81 juta dan polis kumpulan 494 ribu polis.

"Bila ditotal, tertanggung mencapai 63,69 juta orang atau turun 7 persen dari 68,51 juta orang," kata Nini.

Dari sisi agen, jumlahnya juga turun, yakni dari 639,74 ribu menjadi 607,38 ribu orang.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER