Aliran investasi masuk ke produk uang kripto menembus US$4,2 miliar atau sekitar Rp60,48 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar AS) pada kuartal I 2021. Angka yang dihimpun oleh CoinShare itu mencerminkan investasi dalam bentuk bitcoin dan sejenisnya makin diminati investor.
Dilansir Reuters, Rabu (17/3), CoinShare mencatat aliran investasi ke uang kripto sebesar US$3,9 miliar pada kuartal IV 2020. Sepanjang 2020, total investasi dalam bentuk uang kripto mencapai US$6,7 miliar.
Jika dirinci, bitcoin menjadi uang kripto yang paling diminati sejauh ini dengan arus investasi masuk US$3,3 miliar. Kemudian, ethereum mengekor dengan nilai US$731 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu lalu, harga bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi US$61,781,83. Namun, awal pekan ini, harga bitcoin kembali ke level di bawah US$60 ribu setelah investor mengkonsolidasikan profit dan India mengumumkan rencana melarang penggunaan uang kripto untuk transaksi. Tercatat, harga bitcoin turun menjadi US$55.415 pada Selasa kemarin.
Analis Senior Investing.com Jesee Cohen menilai pengawasan regulator AS dan Asia terhadap bitcoin bakal semakin ketat seiring meluasnya penggunaan uang kripto itu.
"Potensi pengawasan dan regulasi yang lebih ketat tetap menjadi benturan untuk bitcoin," tambah Cohen.
CoinShare juga mencatat total aset kripto yang dikelola industri menyentuh US$55,8 miliar. Sebagai pembanding, tahun lalu , nilai aset kripto yang dikelola industri US$37,6 miliar.
Reuters mencatat, saat ini, pengelola mata uang digital terbesar dipegang oleh Grayscale dengan aset US$43,73 miliar. Selanjutnya, CoinShare mengekor dengan nilai US$5 miliar.
Sebagai informasi, Bank Indonesia tidak mengakui bitcoin sebagai alat pembayaran di Indonesia. Bitcoin hanya diperdagangkan sebagai komoditi oleh sejumlah pedagang aset kripto terdaftar.