Penanganan Belum Optimal, Bapennas Ramal Corona Hingga 2022

CNN Indonesia
Kamis, 18 Mar 2021 05:56 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa memperkirakan pandemi virus corona masih mungkin terjadi pada 2022.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa memperkirakan pandemi virus corona masih mungkin terjadi pada 2022.(CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memperkirakan pandemi virus corona masih mungkin terjadi pada 2022. Hal ini lantaran penanganan pandemi corona masih belum optimal sampai tahun ini.

"Kejadian corona masih mungkin terjadi di 2022. Pencapaian target kesehatan belum optimal," ungkap Suharso saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (17/3).

Penanganan pandemi yang belum optimal tercermin dari beberapa indikator. Pertama, pencegahan masih belum optimal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Screening test, tracing & tracking masih terbatas, sistem surveilance penyakit belum terintegrasi dan belum real time, kapasitas pengujian di laboratorium lemah," terangnya.

Kedua, fasilitas kesehatan dan farmasi serta alat kesehatan belum optimal. Misalnya, masih terjadi kekurangan alat pelindung diri (APD), ruang isolasi dan alat test, ruang rawat, ruang ICU, ruang isolasi mandiri, dan manajemen kasus lemah karena tata laksana kasus tidak jelas.

Ketiga, kapasitas tenaga kesehatan masih terbatas. Hal ini karena masih ada kekurangan jumlah tenaga kesehatan dan banyak tenaga medis yang tertular dan meninggal akibat covid-19. Keempat, pemanfaatan pembiayaan kesehatan belum efisien.

Maka dari itu, Suharso mengatakan pemerintah sangat bergantung pada program vaksinasi nasional demi mengendalikan pandemi. Targetnya, vaksinasi bisa dilakukan lebih dari 1 juta orang per hari.

Target lain, yaitu tercapainya vaksinasi ke 70 juta orang atau 39 persen dari total masyarakat yang perlu divaksin mencapai 181,5 juta orang pada Juli atau September 2021.

Di luar covid-19, Suharso mengatakan pemerintah juga masih punya beberapa pekerjaan rumah lain di bidang kesehatan. Pekerjaan rumah itu, yakni meningkatkan distribusi masker di puskemas.

Pasalnya, saat ini, hanya 31,9 persen Puskesmas yang terpenuhi kebutuhan sembilan jenis maskernya. Lalu, masih ada 12 persen Puskemas yang tidak memiliki dokter.

"Hanya 12 persen RSUD yang memiliki tujuh dokter spesialis," ucapnya.

Kemudian, imunisasi dasar baru mencapai 57,9 persen dari total kebutuhan. Selanjutnya, baru 300 kabupaten/kota yang memiliki eliminasi malaria.

"Kasus baru TB masih nomor tiga di dunia," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER