EDUKASI KEUANGAN

Siasat Lepaskan Diri dari Jeratan Pinjol Jelang Lebaran

Ulfa Arieza | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Mar 2021 09:00 WIB
Lebaran identik dengan lonjakan pengeluaran karena muncul berbagai pos kebutuhan baru. Berikut siasat agar tak terjerat pinjol jelang Lebaran.
Lebaran identik dengan lonjakan pengeluaran karena muncul berbagai pos kebutuhan baru. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).

Ukur Kemampuan Bayar

Hal lain yang perlu diperhatikan ketika mengambil pinjaman adalah kemampuan bayar nasabah dilihat dari pendapatannya. Eko mengatakan batas maksimal besaran angsuran adalah 30 persen dari total penghasilan masyarakat.

"Kuncinya sih angsuran tidak boleh lebih besar dari 30 persen dari penghasilan, kalau sekarang sudah 30 persen seharusnya tidak boleh utang lagi," ucapnya.

Senada, Budi mengatakan seorang debitur juga harus memiliki perencanaan utang yang meliputi kemampuan bayar, jangka waktu pinjaman, dan target pelunasan utang pinjol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan untuk debitur dengan kondisi keuangan normal, ia menyarankan untuk melunasi utang selama dua sampai tiga bulan.

"Jika situasi keuangan normal, baik, dan sehat kalau pinjam uang untuk kebutuhan konsumtif dalam hal ini karena ada pengeluaran yang di luar rencana pas Lebaran, atau ada over anggaran, paling tidak harus bisa dikembalikan jangka waktu paling lama dua sampai tiga bulan," ucapnya.

Tambahan Pendapatan

Kedua perencana keuangan itu sepakat bahwa pinjol adalah alternatif terakhir bagi masyarakat untuk mendapatkan pendanaan. Namun, Budi dan Eko menyarankan sejumlah alternatif lain bagi masyarakat untuk memperoleh pendapatan tambahan selama ramadan sehingga bisa memenuhi kebutuhan Lebaran, alih-alih mengambil pinjaman.

Eko menyarankan masyarakat untuk berdagang musiman di ramadan seperti berbagai macam takjil.

"Ketika Ramadan, makanan musiman seperti itu sangat dicari orang," katanya.

Apabila tidak memiliki modal usaha, ia menyarankan masyarakat untuk menjajal berjualan dengan sistem dropshipper dan reseller. Toh, saat ini skema penjualan dropshipper dan reseller itu banyak ditemukan sehingga masyarakat tidak perlu bingung soal modal.

Sementara itu, Budi mengatakan alternatif menjual aset lebih logis ketimbang mengambil pinjol. Namun, hal itu merupakan langkah akhir yang boleh diambil dalam kondisi mendesak.

"Alternatif jual aset yang tidak dipakai itu masih lebih logis dari pinjam uang. Ini untuk yang arus kasnya bermasalah misalnya penghasilan turun 50 persen atau terkena PHK, sedangkan ada kebutuhan untuk Lebaran yang tidak bisa dihindari," ucapnya.

(age)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER