Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah memberikan insentif pajak serta memperlonggar ketentuan uang muka (down payment/DP) menjadi nol persen untuk pembelian kendaraan bermotor dan rumah baru. Kebijakan ini diambil untuk mendorong kelas menengah membelanjakan uangnya agar industri kendaraan bermotor dan properti kembali bergeliat.
Namun, masyarakat tetap harus berhati-hati dan cermat apabila ingin membeli mobil dan/atau rumah baru. Sebab, meski terjadi pengurangan harga dan kemudahan pengajuan kredit, risiko keuangan di masa mendatang tetap harus diperhatikan.
Karena itu perlu kecermatan dan perhitungan matang dalam menentukan skala prioritas pembelian dua barang tersebut. Berikut tip yang dapat diikuti sebelum memutuskan membeli rumah atau mobil baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hitung Kemampuan Mencicil
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan hal paling penting yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli kedua barang tersebut adalah kemampuan untuk mencicil.
Pasalnya, baik rumah maupun mobil, memiliki harga yang sama mahalnya. Jika pembelian dilakukan secara kredit, otomatis beban bunga utang yang ditanggung juga cukup besar.
Ada baiknya, kata Andy, calon pembeli melakukan dahulu simulasi cicilan kredit mobil atau rumah yang akan dibeli. Tujuannya supaya calon pembeli dapat mengetahui terlebih dahulu perkiraan cicilan bulanan yang harus dikeluarkan jika telah menentukan rumah atau mobil mana yang akan dibeli.
"Cicilan itu enggak boleh 30 persen dari total penghasilan kita walaupun kita enggak perlu bayar DP pajak pertambahan nilai (PPN) dan lain-lain," kata Andy kepada CNNIndonesia.com.
Menurut Andy, batas maksimal cicilan 30 persen dari pendapatan tersebut sudah ideal untuk memitigasi risiko gagal bayar serta menjamin kebutuhan harian di luar angsuran mobil atau rumah dapat terpenuhi.
"Jadi dipertimbangkan dulu ya, jangan sampai bayar cicilan sampai kita menurunkan kualitas makan kita atau memenuhi kebutuhan lainnya," tuturnya.
Batas maksimal cicilan 30 persen tersebut juga harus dipastikan sejak awal karena biasanya lembaga keuangan akan mempertimbangkan hal tersebut untuk memutuskan lolos tidaknya pengajuan kredit.
Selain itu, bisa juga mencari tahu sebanyak-banyaknya informasi terkait lembaga keuangan yang akan memberikan fasilitas kredit. Hal ini penting untuk mengetahui besaran bunga yang dikenakan, flat atau floating, batas maksimal tenor pelunasan dan sebagainya.
Tip masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
Sesuaikan Kebutuhan
Selain kemampuan mencicil, calon pembeli harus mempertimbangkan matang-matang mana yang lebih dibutuhkan antara rumah dan mobil. Memang, kata Andy, rumah kerap jadi pilihan utama karena harganya selalu naik dari tahun ke tahun.
Namun, yang perlu dicermati adalah biaya tambahan yang akan muncul setelah seseorang memutuskan untuk membeli rumah. Ia mencontohkan, misalnya, biaya untuk transportasi ke kantor jika ternyata rumah yang sesuai dengan kantong lokasinya berada di kota-kota satelit Jakarta dan jauh dari kantor.
"Ada enggak rumahnya sekarang. Oh, ada ternyata yang sesuai kemampuan di kota satelit seperti Bogor, Depok, Bekasi. Harus dipikirkan lagi kalau saya ambil di sana apakah jadi kerjaan lagi enggak sih? Apakah biaya transportasi akan naik? Istilahnya jadi cape di jalan enggak sih," imbuh Andy.
Jika secara hitung-hitungan ternyata pengeluaran menjadi lebih besar dari perkiraan, Andy menyarankan pembelian rumah ditunda dan uangnya diinvestasikan terlebih dahulu sampai mendapatkan lokasi yang cocok.
Kemudian, jika memilih membeli mobil, harus diperkirakan apakah nantinya mobil tersebut bisa menjadi barang produktif atau tidak. Maksudnya, mobil tersebut harus bisa menunjang berbagai kebutuhan pembeli di luar kebutuhan rekreatif.
Dengan demikian keputusan untuk membeli mobil sebagai aset yang nilainya bisa turun tak sia-sia, bahkan lebih baik ketimbang membeli rumah terlebih dahulu.
"Karena mungkin mobil ini bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan misalnya ke kantor. Buat tambahan penghasilan. Saya mau jadi driver taksi online misalnya, atau saya punya bisnis kecil-kecilan toko online yang saya harus drop ke kurir pengiriman, nah mobil ini bisa saya manfaatkan selain mengangkut keluarga saya," terangnya.
Pertimbangan Investasi
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad menyarankan untuk memilih rumah ketimbang mobil jika tujuannya untuk investasi. Sebab, meski biaya pemeliharaannya tinggi, harga rumah terus meningkat dari tahun ke tahunnya.
"Mobil kalau hanya untuk dipakai sehari hari bukan sarana investasi, karena harganya yang turun terus," ucapnya.
Mobil, menurut Tejasari, bisa jadi sarana investasi apabila digunakan untuk bisnis seperti disewakan atau diusahakan seperti untuk GrabCar atau GoCar.
"Apabila rumah dikontrakkan dibandingkan dengan nilai sewa mobil, umumnya uang sewa mobil hasilnya lebih tinggi secara prosentase harga. Tapi tergantung cara kita menyewakannya," imbuhnya.
Sementara Perencana Keuangan Financia Consulting Eko Endarto menyarankan jika ingin digunakan untuk investasi, mobil atau rumah sebaiknya dibeli secara cash. Kalau pun ingin menggunakan fasilitas kredit, disarankan agar porsi cicilan tidak lebih dari 40 persen pendapatan bulanan.
"Ketika sekarang sudah 40 persen sebaiknya jangan ditambah lagi. Karena utang sebaiknya jangan spekulasi. Berbahaya. Kalau kebutuhan menambah aset sebaiknya rumah. Karena properti atau rumah tadi bisa untuk jangka panjang. Otomatis angsurannya lebih rendah dibandingkan mobil," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN]