Pelindo II Targetkan Penurunan Ongkos Logistik pada 2024

CNN Indonesia
Rabu, 31 Mar 2021 22:58 WIB
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan pihaknya menargetkan dapat menurunkan biaya logistik sebesar 1,5-1,6 persen dari PDB pada 2024.
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan pihaknya menargetkan dapat menurunkan biaya logistik sebesar 1,5-1,6 persen dari PDB pada 2024.(ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation Arif Suhartono mengatakan pihaknya menargetkan dapat menurunkan biaya logistik sebesar 1,5 sampai 1,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2024.

Pasalnya, biaya logistik Indonesia menjadi salah satu yang termahal di Asia yakni 23,5 persen dari PDB. Jika dibandingkan dengan negara lain lain seperti China (15 persen), Jepang (9 persen) dan Malaysia (13 persen) ongkos logistik Indonesia tentu kalah bersaing.

"Targetnya 2024 yang kami dorong adalah turun 1,5 hingga 1,6 persen," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Urgensi Pelindo Dalam Membangkitkan Perekonomian Nasional', Rabu (31/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Arif, peran pelabuhan terhadap biaya logistik memang terbilang rendah. Di Indonesia sendiri, pelabuhan hanya berkontribusi sekitar 1,4 persen.

Kendati demikian, peran pelabuhan sangat vital karena mempengaruhi rantai logistik lainnya seperti inventory dan transportasi darat.

"Kemudian ada juga proses administrasi 2,7 persen kontribusinya. Ini luar biasa besar artinya perlu kerja sama dan kolaborasi," tuturnya.

Arif mengungkap pemerintah juga menggagas penggabungan atau merger antara Pelindo I, II, III, dan IV. Sebab dengan adanya merger, koordinasi antar perusahaan dapat dilakukan dengan mudah dan performa pelabuhan akan semakin baik.

"Ujungnya mengurangi waktu di pelabuhan dan menekan biaya pelayaran," terangnya.

Ragukan Merger Pelindo

Dalam kesempatan yang sama, Direktur National Maritime Institute Siswanto Rusdi meragukan merger Pelindo akan efektif menurunkan biaya logistik jika peran regulator pelabuhan tidak dioptimalkan.

"Integrasi ini kalau tidak diiringi dengan perubahan arsitek tata kelola Indonesia omong kosong juga. Jangan lupa juga di bawah pelabuhan besar ada yang namanya regulator. Sampai hari ini belum dibicarakan fungsi regulator," tuturnya.

Padahal, kata Siswanto, peran regulator sangat penting karena mereka dapat "mengubah arah permainan" di pelabuhan. Ia mencontohkan masih tingginya biaya logistik meski dwelling time sudah diturunkan menjadi 2,7 hari.

Tanpa adanya regulator, ongkos yang dikeluarkan untuk biaya peti kemas di area pelabuhan akan terus menerus tinggi. Pasalnya, seringkali peti kemas hanya berpindah dari satu lini ke lini lain dan tak kunjung keluar pelabuhan meski telah mengantongi dokumen lengkap.

Hal ini membuat pengusaha terpaksa merogoh kocek lebih dan ongkos logistik pun makin mahal.

"Sekarang kan katanya 2 hari sekian dwelling time. Harusnya peti kemasnya disuruh keluar aja. Ini perlu diperhatikan kalau Pelindo diintegrasikan, merger. Tapi ini tidak dikelola, penurunan logistik yang kami harapkan tidak tercapai," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER