Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kesedihannya saat mendengar bencana banjir menerjang Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Minggu (4/4) dini hari.
"Hari ini saya sedih mendengar terjadinya bencana di NTT, ini tantangan yang luar biasa bagi kita sebagai negara emerging market, di mana resources harus diprioritaskan," ujar Ani, sapaan akrabnya di acara Sinergi Memulihkan Negeri, Senin (5/4).
Padahal, sambungnya, Indonesia belum selesai menghadapi tantangan gejolak kesehatan dan ekonomi karena pandemi virus corona. Maka dari itu, bencana di tengah pandemi menjadi tantangan tambahan bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, ia memastikan pemerintah akan berusaha agar bisa menghadapi setiap perubahan dan tantangan ke depan. Begitu pula dari sisi kebijakan fiskal.
"Kita berharap sinergi dan kolaborasi akan meringankan berbagai tantangan dan beban yang dihadapi seluruh dunia," imbuhnya.
Sebelumnya, bencana banjir bandang terjadi di NTT dengan lima kabupaten terdampak. Dugaannya, bencana itu akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh dua bibit siklon tropis.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mendeteksi keberadaan bibit siklon tropis 99 S yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawu, NTT sejak 2 April lalu.
Sementara Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli mencatat korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang sudah mencapai 62 orang hingga hari ini sekitar pukul 08.00 WIT. Korban meninggal berasal dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ile Boleng dan Adonara Timur.
"Total desa Nelelalamadike kecamatan Ile Boleng 56 orang, Adonara Timur 6 orang," kata Agustinus kepada CNNIndonesia.com.
Selain korban meninggal, pihaknya juga masih menerima sejumlah laporan terkait warga yang menghilang dan belum ditemukan. Saat ini, kata dia, pencarian masih dilakukan terhadap empat orang warga yang dilaporkan menghilang dalam insiden banjir bandang tersebut.